Kepala Staf TNI AD Jenderal Gatot Nurmantyo (55) resmi menjabat Panglima TNI menggantikan Moeldoko yg memasuki masa purnabakti.
Suksesi di tubuh TNI itu lengkap setelah terjadi serah terima jabatan Panglima TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta. Masyarakat kini menanti siapa bakal menggantikan posisi Gatot sebagai KSAD. Gatot lulusan Akabri 1982 akan memimpin sidang Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) untk mengusulkan tiga nama calon KSAD kepada Presiden Joko Widodo.
Kita bersyukur pergantian Panglima TNI berjalan mulus. Padahal, di awal sempat ada kekhawatiran pengusulan KSAD sebagai Panglima TNI bisa memicu resistensi dari parlemen karena Presiden Jokowi mematahkan tradisi Panglima TNI dijabat secara bergiliran. Jika tradisi yg dibangun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu diteruskan, Panglima TNI akan dijabat KSAU.
Mulusnya pergantian Panglima TNI dan kemudian KSAD paling tak menunjukkan konsolidasi politik Presiden Jokowi dgn DPR sudah mulai berjalan. Kita pun mengapresiasi DPR yg menerima pencalonan Gatot tanpa perlu menimbulkan kegaduhan. Di tengah situasi ekonomi yg melambat dan dunia yg penuh ketidakpastian menciptakan kegaduhan tidaklah produktif.
Banyak pihak berharap, setelah Gatot memegang tongkat komando TNI, langkah reformasi TNI harus dilanjutkan, khususnya menyangkut reformasi kultural. Menurut sejumlah jajak pendapat, reformasi TNI relatif berjalan baik dibandingkan dgn reformasi birokrasi maupun reformasi di tubuh partai politik. Citra TNI pun harus terus dipertahankan dlm kondisi baik. Namun, persepsi baik itu bisa terganggu dgn tindakan tak disiplin yg dilakukan oknum anggota TNI.
Selain dihadapkan pd tantangan TNI yg lebih strategis seperti peningkatan profesionalisme TNI, pemutahiran alat utama sistem persenjataan (alutsista), dan peningkatan kesejahteraan prajurit, Jenderal Gatot pun harus segera mencari jalan keluar terhadap seringnya terjadi bentrokan antara oknum TNI dan oknum anggota Polri. Mengenai peremajaan persenjataan TNI, khususnya pesawat militer, kita sungguh berharap Panglima TNI dan Kementerian Pertahanan memberikan skala prioritas.
Bentrokan antara oknum anggota TNI dan Polri yg kerap terjadi jelas bisa memberikan gambaran buruk terhadap kedua institusi itu. Karena itulah masalah laten bentrokan oknum anggota TNI dan oknum anggota Polri yg tak kunjung terselesaikan itu, betul-betul bisa ditemukan akar masalahnya dan dicarikan solusinya secara menyeluruh. Panglima TNI dan Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti harus punya komitmen penuh untk menyelesaikan akar masalah bentrokan tersebut.
source : http://doa-bagirajatega.blogspot.com, http://flickr.com, http://google.com
0 Response to "TAJUK RENCANA: Suksesi di Tubuh TNI (Kompas)"
Posting Komentar