Bersetubuh di Waktu Sahur Saat Terbitnya Fajar - SHALAT

kaemfret.blogspot.com - Bagi Yang Bersetubuh Di Waktu Sahur Mesti Berhati-Hati
(Edisi Ramadhan)
Sepasang suami istri setelah bersantap sahur biasanya si bapak merasa sahurnya masih ada yg kurang, karena dirasa masih cukup waktu maka si bapak melirik istri dgn mesra dan memberikan "kode" beberapa kedipan mata dan terjadilah.
Tapi bila persetubuhan telah berlangsung biasanya lupa waktu. untk berhati-hati sebaikanya perhatikan aturan berikut:

إذا طلع الفجر وهو مجامع فعلم طلوعه ثم مكث مستديما للجماع فيبطل صومه بلا خلاف نص عليه وتابعه الأصحاب ولا يعلم فيه خلاف للعلماء وتلزمه الكفارة على المذهب

Bila fajar telah terbit sedang ia dlm keadaan bersetubuh dan mengetahui terbitnya fajar lalu berdiam melanjutkan setubuhnya maka batal puasanya tanpa perbedaan pendapat sebagaimana Imam Syafi'i menetapkannya dan para ashab (pengikut) mengikutinya. Dalam hal ni tak diketahui adanya perselisihan ulama, dan wajib kafarat baginya (suami) berdasarkan madzhab.
(Al Majmu' Syarh al Muhadzdzab juz 6 hal. 309).
Lalu bagaimana langkah yg harus ditempuh oleh suami bila persetubuhan bertabrakan dgn masuknya waktu shalat subuh (fajar)? Ya wajib mencabut anunya seketika. Mari perhatikan keterangan berikut, masih dlm kitab yg sama halaman. 311:

في مذاهبهم فيمن أولج ثم نزع مع طلوع الفجر* ذكرنا أن مذهبا أنه لا يفطر ولا قضاء ولا كفارة وبه قال أبو حنيفة وآخرون وقال مالك والمزني وزفر وداود يبطل صومه وعن أحمد رواية أنه يفطر وعليه الكفارة وفي رواية يصح صومه ولا قضاء ولا كفارة وقد سبق في كلام المصنف دليل المذهبين وروى البيهقي بإسناده الصحيح عن نافع أن ابن عمر رضي الله عنهما كان إذا نودي بالصلاة والرجل على امرأته لم يمنعه ذلك أن يصوم إذا أراد الصيام قام واغتسل وأتم صيامه

Pandangan para ulama tentang seseorang yg memasukkan dzakarnya lalu mencabutnya bersamaan dgn terbitnya fajar.
Telah kami sebutkan bahwa madzhab kami (Syafi'iyah) menetapkan tak batalnya puasa, tak ada qadha dan tak ada kafarat. Imam Abu Hanifah dan lainnya jg mengatakan pendapat ini. Imam Malik, Imam al Muzanni, Zufar dan Dawud mengatakan batal puasanya. Satu riwayat dari Imam Ahmad meyatakan batal puasanya dan wajib kafarat, dan satu riwayat lagi menyatakan sah puasanya, tak ada qadha dan tak ada kafarat. Dan telah tersebut didalam ucapan pengarang kitab tentang dalil dua madzhab. Imam Baihaqi meriwayatkan dgn sanadnya yg shahih dari Nafi' bahwa Ibnu Umar berkata bahwa apabila adzan shalat (subuh) telah dikumandangkan sedang laki-laki diatas istrinya maka hal itu tak menghalanginya berpuasa, jika ia menginginkan berpuasa maka ia laksanakan lalu mandi dan menyempurnakan puasanya.
Jadi harus berhenti seketika dan puasa tetap sah. Bila diteruskan maka batal dan wajib kafarat bagi suami.wallahu a'lam bishowah
Penulis :Al Murtadho

other source : http://pinterest.com, http://kompas.com, http://al-chikam.blogspot.com

Posted by Tutik W