kaemfret.blogspot.com - YANG KU TAHU TUHAN KITA TAK PERNAH TIDUR PART.II Cerpen Karya Nurasiyah Kutub utara dan selatan seakan bertukar, aku tak kuasa menahan buliran air mata yg dari tadi ingin kutumpahkan, aku memeluknya diatas ranjang pasien. Ku teteskan air mataku tepat di dadanya, berharap ia merasakan keinginanku jg sama dengannya.
kami mengijinkanmu, Angki. Rasakanlah bahagiamu sebelum itu tak bisa kau rasakan lagi. Jawab orang tua Angki dari balik pintu masuk ruangan.
tidak Bu, aku tahu ni menyalahi aturan Tuhan. Angki menjawab.
tapi apakah Tuhan tak menginginkan bahagia untk tiap pengikutnya?
Aku tahu orang tua Angki berkata seperti itu karena umur angki terbatas lagi, aku tahu hasil diagnosa dokter itu, dia memvonis Angki menderita kanker Tulang. Pantas saja dari dulu ia selalu mengeluh ngilu disekujur tubuhnya. Semuanya terjawab.
aku permisi pulang aku mengarah ke arah pintu keluar.
kau mau kemana nak, tak maukah kau menemani Angki malam ini?
tapi...
sudahlah, tetap disini. Kami pamit pulang dulu mereka beranjak pergi.
Entah apa yg kurasakan, apakah aku bahagia / merasa sedih dgn situasi ini. Aku telah mendapat restu. Tuhan, jika aku engkau takdirkan dgn Angki, ku mohon dgn segala kuatku, bahagiakan kami dgn segala waktu yg tersisa.
sini sayang Angki memanggilku.
Dia memanggilku sayang, untk pertama dan kuharap ni bukan terakhir kalinya dia menyapaku dgn panggilan mesra itu.
malam yg indah, ku harap malam ni menjadi saksi bisu kebahagiaanku. Sayang, kau tahu Tuhanku berbisik padaku jika malam ni akan menjadi malam yg menyatukan kita berdua. Mohon bawa aku ke taman dekat tempat beribadah kita berdua.
aku menolaknya jawabku dgn tegas.
ini terakhir kalinya jawabnya
Mendengar perkataan itu sontak membuat aku untk mengaminkan permintaan dari Angki. Malam itu ku bawa dia kesana tanpa sepengetahuan ayah dan ibunya. Aku takut dosa, tapi entah mengapa aku lebih takut kehilangannya, aku tahu ni salah, bahkan sangat salah.
aku ingin menghabiskan malam ni disini, bersama genggaman tangan yg selalu memberiku kehidupan tiap kali aku berada di dekatnya , itu kamu dia menunjuk ke arahku.
Aku selalu tersenyum, bahkan sesekali menyandarkan kepalaku di pundaknya, aku tahu pundaknya tak sekuat dulu. Aku ingin selalu seperti ini, dua bulan yg lalu, waktu kebersamaan kami seakan terbuang percuma dan saat ni Angki membayarnya.
terima kasih, Angki kataku
untuk apa?
untuk semua keindahan cinta yg selalu kau suguhkan hingga malam ini, terima kasih untk semua cinta dan pengorbanan yg selalu kau lakukan, aku ingin sekali meminta kepada Tuhanmu agar aku dan kamu dpt Dia restui
‘‘tenanglah sayang, kau tahu, Tuhan kita sedang rapat besar-besaran bersama malaikat dan yg lainnya untk membicarakan nasib kita berdua. Lihatlah betapa istimewanya cinta kita dia mencoba menenangkanku dlm dekapnya.
semoga saja jawabku.
Aku bersandar agak lama, aku tak merasakan detak jantung Angki lagi. Entah siapa yg mencurinya. Ku coba membangunkannya tapi tak ada perlawanan dlm dirinya. Dengan sekuat tenaga kubawa Angki ke rumah sakit, lagi dan lagi dokter itu yg memeriksanya. Aku menunggu di ruang tunggu diantara orang yg lalulalang mencari ruangan sanak saudaranya yg sakit.
apa yg terjadi Tanya orang tua Angki.
Angki tak sadarkan diri, di taman tante.
‘‘kau membawanya keluar tanpa izin kami?
tapi itu permintaan Angki, tan !
dasar bodoh, kau tahu Angki tak boleh kena angin malam, itu berpengaruh pd kesehatannya
Aku terdiam, aku seperti dihakimi karena kasus berat, seakan aku melakukan percobaan pembunuhan pd kekasihku sendiri. Dokter keluar dari ruangan, seakan menjelma menjadi malaikat pencabut nyawa. Angki sudah pergi katanya.
Orang tua Angki melangkah masuk ruangan, sementara aku tak ada yg mempedulikan. Aku hanya menangis terisak di atas kursi tunggu. Tak ada yg bisa ku lakukan, bahkan saat jasad Angki tak bisa ku sentuh lagi, orang tuanya melarangku, mereka menerka bahwa aku penyebabnya.
Malam yg mencekam, jariku tak dpt menyentuhmu lagi malam itu, Angki. Bahkan untk mengucapkan selamat tinggal itu tak dpt tersampaikan lagi.
angki, selamat jalan sayang :)
Pagi yg mendung, aku merasa alam jg bersedih karena kau tinggalkan. Angki aku ingin menyampaikan rasa belasungkawa Tuhanku padamu. Ku ikuti rombongan pelayatmu menuju singgasana terakhir, tempatmu tertidur hingga surga untukmu selesai dibangun. Aku menunggu hingga semuanya sepi, hanya ada fotomu di atas pusara.
Aku tahu jiwamu telah tenang, tapi aku merasa kau selalu mengikutiku kemana pun langkahku beranjak. Angki ,
kekasihku tenanglah disana, maafkan aku tak bisa menciptakan malam yg indah untukmu jawabku seraya menciumi pusaranya. Sayang, aku titipkan surat untukmu semoga angin senantiasa menyampaikannya padamu ketika kau telah berada di surga.
Teruntuk kekasihku, Angki.
sosok yg paling kusayangi, semoga kau membacanya dgn senyum di surga.
Kekasihku yg terhebat, terima kasih untk tiga setengah tahun ini. Terima kasih telah mengajariku bahagia di atas perbedaan yg ada. Ketika kau baca surat ini, ku yakin kau telah duduk manis di surga yg Tuhanmu selalu janjikan. Kekasihku yg kucintai, maaf aku tak bisa mengantarmu ke pusara terakhirmu, itu karena orang tuamu mengira aku penyebab kau menghadap Tuhanmu secepat ini. Kekasihku, aku tahu saat dlm peti kau merasa sangat sempit, kau yg selalu mengajariku bahwa dunia sangatlah luas, mungkin kini teorimu itu telah berubah. Ku harap kau tak tersiksa di dlm peti itu, untunglah kau agak kurus jadi kau agak leluasa di dalamnya, sayang.
Kekasihku yg berbaik, aku berharap Tuhanmu dan Tuhanku sedang bekerja sama menjadi arsitek untk menciptakan surga untk kita dpt menyatu nanti, walau aku masih bertanya, akankah Tuhanmu dan Tuhanku menjanjikan surga yg sama untk kita?. Sayangku, sampai saat ni aku masih belum percaya akan kepergianmu, aku begitu berat melepasmu saat ini. Bahkan aku butuh waktu seumur hidup untk melupakanmu.
Kekasih, kau tahu..semenjak kepergianmu, aku sudah tak takut mati, karena aku tahu kau sedang menungguku di surga itu. Aku tak ingin membenci dunia dan isinya, karena tak pernah mengizinkan orang yg melipat tangan dan menadahkan tangan saat berdoa menyatu dlm ikatan cinta yg suci.
Sayangku, kau perlu tahu, sejauh apapun surga dan dunia itu, aku tak pernah peduli. Aku selalu menjagamu dari jauh, mengirimkan tiap kata sayang bersama angin dan ku harap semoga angin itu menyampaikannya.
Tenanglah sayangku, kekasihku, aku selalu mencintaimu hingga bumi tak bermentari lagi, hingga malam tak berbintang lagi, / bahkan ketika aku telah dimiliki orang lain, aku akan selalu menyimpan rasa cintaku padamu di sudut hatiku, lalu akan ku kunci agar tak ada yg bisa mengganggumu.
Surat dari kota cinta, aku dan bersama kenangan kita. Hati-hati dlm perjalananmu menuju surga, kelak jika kau telah sampai, Tuhanmu akan memberikan surat cinta ini. Aku mencintaimu sayangku.
Dari yg terkasih dan selalu mencinta, Aku.
Tuhanku Yang Maha Pencipta cinta, mohon bujuk Tuhannya agar Cinta kami bisa menyatu, walau engkau tak izinkan raga kami untk bersatu, aku mohon !
kekasih, senyummu akan terus terbayang,
dari wanita yg selalu menadahkan tangannya
berdoa agar kau cepat sampai di surga kita, aku !Baca Sambungannya : 1. Yang Kutahu Tuhan Kita Tak Pernah Tidur Part.I 2. Yang Kutahu Tuhan Kita Tak Pernah Tidur Part.II
PROFIL PENULIS Nama : Nurasiyah
Twitter : @asiyah_remuk
kami mengijinkanmu, Angki. Rasakanlah bahagiamu sebelum itu tak bisa kau rasakan lagi. Jawab orang tua Angki dari balik pintu masuk ruangan.
tidak Bu, aku tahu ni menyalahi aturan Tuhan. Angki menjawab.
tapi apakah Tuhan tak menginginkan bahagia untk tiap pengikutnya?
Aku tahu orang tua Angki berkata seperti itu karena umur angki terbatas lagi, aku tahu hasil diagnosa dokter itu, dia memvonis Angki menderita kanker Tulang. Pantas saja dari dulu ia selalu mengeluh ngilu disekujur tubuhnya. Semuanya terjawab.
aku permisi pulang aku mengarah ke arah pintu keluar.
kau mau kemana nak, tak maukah kau menemani Angki malam ini?
tapi...
sudahlah, tetap disini. Kami pamit pulang dulu mereka beranjak pergi.
Entah apa yg kurasakan, apakah aku bahagia / merasa sedih dgn situasi ini. Aku telah mendapat restu. Tuhan, jika aku engkau takdirkan dgn Angki, ku mohon dgn segala kuatku, bahagiakan kami dgn segala waktu yg tersisa.
sini sayang Angki memanggilku.
Dia memanggilku sayang, untk pertama dan kuharap ni bukan terakhir kalinya dia menyapaku dgn panggilan mesra itu.
malam yg indah, ku harap malam ni menjadi saksi bisu kebahagiaanku. Sayang, kau tahu Tuhanku berbisik padaku jika malam ni akan menjadi malam yg menyatukan kita berdua. Mohon bawa aku ke taman dekat tempat beribadah kita berdua.
aku menolaknya jawabku dgn tegas.
ini terakhir kalinya jawabnya
Mendengar perkataan itu sontak membuat aku untk mengaminkan permintaan dari Angki. Malam itu ku bawa dia kesana tanpa sepengetahuan ayah dan ibunya. Aku takut dosa, tapi entah mengapa aku lebih takut kehilangannya, aku tahu ni salah, bahkan sangat salah.
aku ingin menghabiskan malam ni disini, bersama genggaman tangan yg selalu memberiku kehidupan tiap kali aku berada di dekatnya , itu kamu dia menunjuk ke arahku.
Aku selalu tersenyum, bahkan sesekali menyandarkan kepalaku di pundaknya, aku tahu pundaknya tak sekuat dulu. Aku ingin selalu seperti ini, dua bulan yg lalu, waktu kebersamaan kami seakan terbuang percuma dan saat ni Angki membayarnya.
terima kasih, Angki kataku
untuk apa?
untuk semua keindahan cinta yg selalu kau suguhkan hingga malam ini, terima kasih untk semua cinta dan pengorbanan yg selalu kau lakukan, aku ingin sekali meminta kepada Tuhanmu agar aku dan kamu dpt Dia restui
‘‘tenanglah sayang, kau tahu, Tuhan kita sedang rapat besar-besaran bersama malaikat dan yg lainnya untk membicarakan nasib kita berdua. Lihatlah betapa istimewanya cinta kita dia mencoba menenangkanku dlm dekapnya.
semoga saja jawabku.
Aku bersandar agak lama, aku tak merasakan detak jantung Angki lagi. Entah siapa yg mencurinya. Ku coba membangunkannya tapi tak ada perlawanan dlm dirinya. Dengan sekuat tenaga kubawa Angki ke rumah sakit, lagi dan lagi dokter itu yg memeriksanya. Aku menunggu di ruang tunggu diantara orang yg lalulalang mencari ruangan sanak saudaranya yg sakit.
apa yg terjadi Tanya orang tua Angki.
Angki tak sadarkan diri, di taman tante.
‘‘kau membawanya keluar tanpa izin kami?
tapi itu permintaan Angki, tan !
dasar bodoh, kau tahu Angki tak boleh kena angin malam, itu berpengaruh pd kesehatannya
Aku terdiam, aku seperti dihakimi karena kasus berat, seakan aku melakukan percobaan pembunuhan pd kekasihku sendiri. Dokter keluar dari ruangan, seakan menjelma menjadi malaikat pencabut nyawa. Angki sudah pergi katanya.
Orang tua Angki melangkah masuk ruangan, sementara aku tak ada yg mempedulikan. Aku hanya menangis terisak di atas kursi tunggu. Tak ada yg bisa ku lakukan, bahkan saat jasad Angki tak bisa ku sentuh lagi, orang tuanya melarangku, mereka menerka bahwa aku penyebabnya.
Malam yg mencekam, jariku tak dpt menyentuhmu lagi malam itu, Angki. Bahkan untk mengucapkan selamat tinggal itu tak dpt tersampaikan lagi.
angki, selamat jalan sayang :)
Pagi yg mendung, aku merasa alam jg bersedih karena kau tinggalkan. Angki aku ingin menyampaikan rasa belasungkawa Tuhanku padamu. Ku ikuti rombongan pelayatmu menuju singgasana terakhir, tempatmu tertidur hingga surga untukmu selesai dibangun. Aku menunggu hingga semuanya sepi, hanya ada fotomu di atas pusara.
Aku tahu jiwamu telah tenang, tapi aku merasa kau selalu mengikutiku kemana pun langkahku beranjak. Angki ,
kekasihku tenanglah disana, maafkan aku tak bisa menciptakan malam yg indah untukmu jawabku seraya menciumi pusaranya. Sayang, aku titipkan surat untukmu semoga angin senantiasa menyampaikannya padamu ketika kau telah berada di surga.
Teruntuk kekasihku, Angki.
sosok yg paling kusayangi, semoga kau membacanya dgn senyum di surga.
Kekasihku yg terhebat, terima kasih untk tiga setengah tahun ini. Terima kasih telah mengajariku bahagia di atas perbedaan yg ada. Ketika kau baca surat ini, ku yakin kau telah duduk manis di surga yg Tuhanmu selalu janjikan. Kekasihku yg kucintai, maaf aku tak bisa mengantarmu ke pusara terakhirmu, itu karena orang tuamu mengira aku penyebab kau menghadap Tuhanmu secepat ini. Kekasihku, aku tahu saat dlm peti kau merasa sangat sempit, kau yg selalu mengajariku bahwa dunia sangatlah luas, mungkin kini teorimu itu telah berubah. Ku harap kau tak tersiksa di dlm peti itu, untunglah kau agak kurus jadi kau agak leluasa di dalamnya, sayang.
Kekasihku yg berbaik, aku berharap Tuhanmu dan Tuhanku sedang bekerja sama menjadi arsitek untk menciptakan surga untk kita dpt menyatu nanti, walau aku masih bertanya, akankah Tuhanmu dan Tuhanku menjanjikan surga yg sama untk kita?. Sayangku, sampai saat ni aku masih belum percaya akan kepergianmu, aku begitu berat melepasmu saat ini. Bahkan aku butuh waktu seumur hidup untk melupakanmu.
Kekasih, kau tahu..semenjak kepergianmu, aku sudah tak takut mati, karena aku tahu kau sedang menungguku di surga itu. Aku tak ingin membenci dunia dan isinya, karena tak pernah mengizinkan orang yg melipat tangan dan menadahkan tangan saat berdoa menyatu dlm ikatan cinta yg suci.
Sayangku, kau perlu tahu, sejauh apapun surga dan dunia itu, aku tak pernah peduli. Aku selalu menjagamu dari jauh, mengirimkan tiap kata sayang bersama angin dan ku harap semoga angin itu menyampaikannya.
Tenanglah sayangku, kekasihku, aku selalu mencintaimu hingga bumi tak bermentari lagi, hingga malam tak berbintang lagi, / bahkan ketika aku telah dimiliki orang lain, aku akan selalu menyimpan rasa cintaku padamu di sudut hatiku, lalu akan ku kunci agar tak ada yg bisa mengganggumu.
Surat dari kota cinta, aku dan bersama kenangan kita. Hati-hati dlm perjalananmu menuju surga, kelak jika kau telah sampai, Tuhanmu akan memberikan surat cinta ini. Aku mencintaimu sayangku.
Dari yg terkasih dan selalu mencinta, Aku.
Tuhanku Yang Maha Pencipta cinta, mohon bujuk Tuhannya agar Cinta kami bisa menyatu, walau engkau tak izinkan raga kami untk bersatu, aku mohon !
kekasih, senyummu akan terus terbayang,
dari wanita yg selalu menadahkan tangannya
berdoa agar kau cepat sampai di surga kita, aku !Baca Sambungannya : 1. Yang Kutahu Tuhan Kita Tak Pernah Tidur Part.I 2. Yang Kutahu Tuhan Kita Tak Pernah Tidur Part.II
PROFIL PENULIS Nama : Nurasiyah
Twitter : @asiyah_remuk
other source : http://reddit.com, http://log.viva.co.id, http://lokerseni.web.id
0 Response to "Yang Kutahu Tuhan Kita Tak Pernah Tidur Part.Ii Karya Nurasiyah"
Posting Komentar