This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Will You Remember Me? - Cerpen Cinta Perpisahan - Cerpen Sedih

kaemfret.blogspot.com - WILL YOU REMEMBER ME?? Cerpen Karya Geofany Pramesti

Mentari pagi tersenyum padaku, hari ni sungguh cerah sekali. Tak ada awan mendung yg menutupi langkah-langkahku pagi ini, yg ada hanyalah matahari pagi yg bersinar sepanjang hari. Kenalin aku Fania Salsabila, teman-temanku biasanya manggil aku Fani. Hari ni memang hari libur tapi tak denganku, kuawali kegiatan hari Minggu ni dgn mengikuti les dance. Kutengok jam tanganku yg sudah menunjukkan pukul 8.15.. Tak terasa aku sudah lama berjalan selama 10 menit. Memang jarak dari rumah ke tempat les tak begitu jauh, maka aku memilih untk berjalan kaki saja. Sesampainya di tempat les, salah satu temanku menghampiriku, Andina namanya.
Tumben kamu nggak diantar sama kakakmu itu? Padahal kan aku pengen ketemu wajahnya yg unyu itu hahaha.. canda Dina sambil tertawa dan mengajakku masuk ke White Room. White Room adlh tempat kami latihan disini. Ada beberapa tempat yg telah disediakan tapi kami biasanya latihan di White Room.
Ah kamu bisa aja, kakakku lagi ada keperluan sama teman-temannya. Biasa lah anak teater. Jawabku sambil tersenyum pd Dina. Sebelum jam lesnya dimulai, kami pun berbincang-bincang dgn teman-teman lainnya, hal apa aja yg bisa aku ceritakan, lebih enak menceritakannya pd teman-temanku. Belum selesai pembicaraan kami, datanglah seorang pelatih baru. Sontak semua anak di White Room kaget akan kehadiran pelatih baru itu.
Saya pelatih baru disini. Panggil saja kak Bagas. Mari kita latihan. Kata pelatih baru itu sambil tersenyum. Senyumannya itu sungguh membuat beberapa anak di kelas itu sempat terpana, tak terkecuali denganku. Tak sadar, aku telah lamaa melihatnya, memandangnya sambil senyum-senyum sendiri tapi lama kelamaan aku seperti telah bertemu sebelumnya, entah itu dimana aku pun tak ingat. Wajahnya yg oval serta matanya yg sedikit sipit membuatku semakin penasaran padanya. Siapakah dia? Wajahnya yg tak asing itu...Apakah aku pernah bertemu sebelumnya? Sempat memikirkan hal itu sejenak dpt membuatku gila & nggak konsen buat latihan sampai-sampai aku terjatuh & kakiku terkilir. Dengan sigap, kak Bagas langsung menolongku & mencoba untk menyembuhkan kakiku yg terkilir.
Auhh, sakit kak. Rintihku saat kak Bagas mulai mengurut kakiku, meskipun itu rasanya sakit..mungkin rasa sakit itu berkurang karena yg mengobatinya adlh cowok yg bikin aku penasaran padanya. Kaki kamu terkilir, sebaiknya kamu berhenti latihan dulu. Katanya sambil memeriksa kakiku. Tapi kak..aku masih pengen latihan. Sontak aku memohon padanya, bak bagaikan anak kecil yg merengek minta permen pd ibunya tapi tetap saja, kak Bagas tetap melarangku.
Jangan memaksakan dirimu untk ikut latihan, kaki kamu terkilir. Bisa fatal nantinya kalau kamu paksa buat latihan. Kamu istirahat saja disini. Kata-katanya itu seraya membiusku, suaranya yg lembut & rasa care-nya padaku sempat membuatku ge-er. Pikiranku mulai melayang-layang memikirkan hal itu, apakah mungkin ia? Ah tak mungkin. Sontak aku menepis rasa angan-anganku itu padanya. Tidak mungkin jg cowok yg baru aja aku kenal langsung suka sama aku.

Keesokan harinya di sekolah...
Keadaan kakiku masih sama sepeti kemarin, masih sakit. Jadi untk jalan pun aku masih sedikit pincang. Siang ni setelah istirahat ke 2, B.Fela menyuruhku untk mengantarkan hasil ulangan anak kelas 9C. Aku pun langsung membawanya dgn berjalan sedikit pincang. Sesampainya disana, kuketuk pintu kelas 9C yg tertutup itu. Karena tak ada balasan dari dalam, akhirnya aku memberanikan diri masuk ke kelas itu. Tetapi tak ada satu pun siswa di dlm kelas itu. Kenapa kelasnya kosong? Pikirku seketika itu, lantas aku pun segera meninggalkan kelas itu. Saat aku hendak membuka pintu kelas, tiba-tiba pintunya terbuka sendiri & bergerak mengarahku. Dan seketika itu pun aku, Auuhhh, kepalaku. Iya aku pun terjatuh seketika & kertas-kertas ulangannya jatuh berserakan.

Saat mendengar suaraku dari dalam, seorang cowok yg membuka pintunya terlalu keras. Ia pun segera menghampiriku & meminta maaf padaku. Saat aku melihat dia, rasanya denyut nadiku mulai kencang. Darahku mengalir deras seperti air terjun yg berada di pegunungan. Cowok itu...sepertinya aku mengenalnya. Dia itu.... Kamu nggak papa? Aku minta maaf ya aku tadi buka pintunya terlalu keras. Ucapnya sambil ia membantuku merapikan ulangan itu. Saat ia memberikan beberapa ulangan itu padaku, ia menatapku..lamaa sekali. Sepertinya ia mengenalku. Tapi dimana? Sontak aku membuyarkan lamunanku, aku biarkan mataku memandanginya cukup lama. Iya aku baru sadar kalau cowok itu adlh pelatih baruku di tempat les.
Kamu...kak Bagas kan? Kok kakak bisa ada disini sih? tanyaku padanya dgn menyipitkan mataku karena aku sangat penasaran padanya. Iya, loh kamu anak yg jatuh kemarin ya waktu latihan. Ya iyalah aku disini, aku sekolah disini & ni kelasku. jawabnya sambil sedikit tertawa karena mengingat kejadian kemarin pas aku jatuh. Aduh, betapa malunya aku. Dia..cowok yg membuat aku penasaran itu ternyata kakak kelasku selama ini. Ampun deh, malunya aku. Kenapa aku bisa nggak tau ya kalau dia itu kakak kelasku. Hei, kok malah ngelamun? sambil menggoyang badanku yg membuat aku membuyarkan lamunanku itu. Huhh, kenapa aku malah ngelamun disaat-saat seperti ini?
Maaf ya. Aku tadi nggak tau kalau kamu ada didalam. Semua temen-temenku di lab bahasa jadi kelasnya kosong. Ada perlu apa kesini? tanyanya sambil tersenyum & kami berdua pun berjalan keluar kelas. Aku langsung memberikan kertas ulangan itu padanya, Itu titipan dari B. Fela. Aku pergi dulu ya kak. Entah apa yg membuat aku mengatakan itu padanya. Apa mungkin aku merasa gugup saat dekat dengannya? Ah tak mungkin. Seketika itu aku pergi meninggalkannya. Saat itu jg ia... Berhenti! Hah? Apa aku tak salah dengar? Ia memanggilku. Aku pun langsung menoleh padanya. Aku minta maaf ya soal tadi, maaf aku nggak sengaja. Ohya, siapa namamu? Kita kan belum saling kenal. sambil berjalan mendekatiku & mengulurkan tangannya. Aku pun sempat tak percaya dgn apa yg aku lihat saat ini, Ehmm, a..aku..aku Fania kak. Anak kelas 8D. Iya..udah aku maafin kok kak. Udah ya kak, aku pergi dulu. Tunggu! Aku antar kamu ya? Yaa itung-itung sebagai permintaan maafku ini.
Kami berdua pun berjalan bersamaan menuju kelasku. Oh My God, hari ni adlh hari yg berharga buatku. Aku yakin, dgn perkenalan ini...aku bisa lebih dekat dengannya. Aku yakin itu. Berulang kali aku tersenyum saat melihatnya, wajahnya itu..sungguh sulit untk dilupakan dari pikiranku. Apa aku mulai menyukainya?

Sejak hari itu, sejak aku mulai mengenalnya sedikit demi sedikit. Kejadian itu yg membuat aku sama kak Bagas makin akrab. Tiap hari aku sering mengiriminya pesan sekedar untk berbagi cerita, begitu jg sebaliknya. Rasanya senang sekali. Ia mewarnai hari-hariku dgn candaannya, sikapnya yg ramah pd semua orang terutama padaku. Sungguh, aku sangat tenang saat berada disampingnya. Apakah mungkin aku mulai menyukainya? Hari demi hari berlalu, waktu yg membuat kita semakin dekat. Namun, kedekatanku selama ni padanya bukan tanpa suatu alasan. Tidak ada hubungan yg terikat diantara kita. Aku bukan pacarnya & ia bukan pacarku. Rasanya hubungan ni merasa gantung. Entah siapa yg menggantungnya. Aku pun tak pernah berpikir buruk padanya. Mungkin selama ni ia tahu kalau aku menyimpan rasa untuknya tapi...kenapa ia tak tanyakan hal itu padaku? Apa mungkin ia tak menganggapku sebagai orang spesial di hatinya? Rasa penasaranku itu masih terus terbayang di hatiku.

Rasanya ada awan mendung yg menyelimuti hati ini. Dan berharap ada sedikit sinar matahari yg bisa mengusir awan mendung itu dari suasana hatiku. Suasana kelabu yg sedang aku alami saat ini. Aku menunggumu, kak. Menunggu kepastian yg akan kau berikan padaku. Dan...mungkin aku nggak bisa ketemu kamu lagi karena kamu udah mau lulus.
-----

Pagi ni kak Bagas mengajakku ke sebuah labirin taman. Iya sekalian sambil jogging pagi ini. Memang taman ni dibangun dgn konsep labirin mini & taman bunganya jadi menambah keindahan taman tersebut. Tak terasa waktu berjalan sekitar ½ jam. Aku pun mengajaknya beristirahat di tempat duduk di taman itu.
Aku seneng banget deh kak hari ini, bisa jogging bareng sama kakak. Iyaa mungkin ni yg terakhir kalinya aku bisa sama kakak. kataku sambil menatap kak Bagas. Kak Bagas sontak bertanya-tanya apa maksud dari omonganku itu. Apa maksud kamu, Fania? mendengar itu...aku pun langsung tersenyum, Kamu bentar lagi lulus kan kak? Mungkin ni yg terakhir kalinya aku bisa sama kakak. Selebihnya aku nggak tau.
Fania, jangan sedih gitu dong. Selama ini...aku sebenernya sayang sama kamu. Jangan khawatir, kita masih bisa berhubungan kok. mendengar perkataan darinya itu sontak membuat jantungku berdebar kencang, tak terkendali. Apa? Apa aku tak salah dengar? Apa yg ia katakan barusan? Sayang sama aku? Apa benar kalau ia selama ni menyayangiku? Saat itu jg pikiranku sempat melayang kemana-mana memikirkan hal itu. Aku menyayangimu, Fania. Kamu udah aku nggap sebagai adikku sendiri. Jangan sedih ya. jawabnya sambil tersenyum padaku. Sebagai adik? Adik katanya? Huhh, aku pikir ia akan menembakku hari ini. Aku pikir selama ni ia menganggapku sebagai orang yg spesial di hatinya. Tapi...ternyata ia cuma menganggapku sebagai adiknya. Perasaanku yg selama ni tumbuh selama berjalannya waktu, rasanya hari ni aku tak bisa terima oleh takdir. Perasaanku yg tulus ni tidaklah dibalas olehnya. Aku pun segera menepis pikiran negatifku tentang perkataannya. Menjadi seorang adiknya...tidaklah buruk bukan?
Tapi aku takut kak. Aku takut kehilangan kakak. Aku..aku jg menganggap kamu sebagai kakakku sendiri. Aku takut kalau kedepannya, kakak akan berubah sama aku. Kalau kakak udah SMA, pasti sibuk. Terus bakalan lupain aku. jawabku. Iya nggak lupa dek. Aku nggak mungkin lupa sama kamu, Fania. Pokoknya kakak janji, kakak akan berusaha membagi waktu luangku. jawabnya sambil menenangkanku. Tapi meskipun begitu, masih ada rasa khawatir kak di dlm hatiku. Fania? Kok diam sih? Udah dong jangan sedih lagi ya. Aku nggak suka kalau ngeliat kamu bersedih kayak gitu. Ayo senyum dong. hiburnya padaku. Aku pun berusaha senyum dihadapannya, memberikan senyuman termanis untuknya & mungkin itu adlh senyuman terakhirku dihadapannya...tidaklah buruk bukan? Tapi sebenarnya, hati ni tidaklah bisa tersenyum manis, kak. Masih ada sedikit rasa khawatir.

Beberapa bulan kemudian...
Waktu terus berjalan hingga membawa aku ke masa depan. Sampai saat ini, aku masih ingat kenangan-kenangan indah bersamanya. Kak Bagas. Iya, cowok yg dulunya sempat membuatku penasaran itu. Komunikasi kita masih berjalan cukup baik. Tapi itu dulu. Semenjak 2 bulan lalu...ia tak pernah menelfonku sama sekali. Bahkan saat aku mengirim sms untuknya, tak kunjung ada balasan. Apa yg sedang terjadi padanya? Apa ia sakit? Apa ia sedang sibuk? Aku pun tetap berusaha untk bisa berkomunikasi dengannya. Udah aku chat, mention di twitternya tapi tetap saja. Itu semua tak ada hasilnya. Hmm, hal ni yg membuat aku sedikit resah. Apa yg terjadi padamu, kakakku? Apa..kau sudah melupakanku? Apa..kau tak ingat pertemuan terakhir kita dulu, kak? Apa..kau jg tak ingat dgn aku? Kau dulu anggap aku sebagai adikmu, kak. Adik kesayanganmu, bukan? Tapi apa yg kau lakukan padaku saat ini? Rasa khawatirku dulu akhirnya kejadian. Rasa khawatir itu saat ni tumbuh menjadi rasa kecewa. Apa yg bisa aku lakukan saat ini, kakak? Apa..aku pernah berbuat kesalahan hingga kau tak pernah memberi tahu kabarmu. Aku hanya bisa menunggu, menunggu & menunggu. Menunggu akan kembalinya kau padaku. Kenapa sebuah pertemuan terkadang diakhiri dgn sebuah perpisahan? Kenapa? Apa...semua takdir manusia demikian? Mengalami pertemuan & perpisahan? Kak Bagas, andai kau dengar hatiku ni bertanya-tanya akan kabarmu padaku.
Kutuliskan semua isi hatiku ni pd selembar kertas warna pink. Semua orang menganggap bahwa semua kertas pink itu isinya adlh surat cinta tapi tak denganku. Aku mengisinya dgn kekecewaanku pd salah satu orang yg aku sayangi selama ini. Iya...orang itu adlh kak Bagas. Sambil mendengarkan lagu I will remember you dari Sarah Mclachlan mungkin bisa mewakili isi hatiku ni padanya.
Memang aku tak pernah memilikimu. Hanya sebatas mengagumimu saja. Meskipun kau tahu, aku menyimpan rasa untukmu. Tapi kenapa? Kenapa kau tak pernah tanyakan itu padaku. Meskipun kau selalu bersikap begitu padaku. Berusaha baik didepanku, hanya untk membuatku senang. Tapi.. ada satu hal yg selalu aku ingat darimu dulu. Sesuatu yg selalu aku ingat sampai sekarang adlh sesuatu yg pernah kau janjikan padaku. Ya..sebuah janji darimu. Janji untk kembali padaku. Janji itu masih kuingat di lubuk hatiku, didalam raga ini. Meskipun engkau tak sadar akan hal ini.
KAKAK.. WILL YOU REMEMBER ME?
PROFIL PENULIS Nama : Geofany P. S
Alamat : Prambon
Sekolah : SMAN 1 Mojosari
Hobi : Nulis, dengerin lagu No. Urut : 1742 Tanggal Kirim : 08/08/2014 12:25:12

other source : http://instagram.com, http://google.com, http://lokerseni.web.id

0 Response to "Will You Remember Me? - Cerpen Cinta Perpisahan - Cerpen Sedih"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *