kaemfret.blogspot.com - Selasa, 22 September 2015 07:06
CIA AS. ©blogspot.com
Figure terkait
Lalu, bagaimana sebenarnya peran CIA di Indonesia?
Sejak berdiri, Badan Intelijen Pusat / CIA kerap terlibat dlm pelbagai konflik di negara-negara berkembang. Mereka kerap menjalankan operasi-operasi rahasia untk menjatuhkan pemerintahan yg dianggap berseberangan dgn norma Barat, / mempertahankannya.
Indonesia pernah menjadi salah satu negara yg menjadi target operasi CIA. Kebijakan ni diambil karena Presiden Soekarno dianggap terlalu 'kekirian'. Hal ni terbukti dari tertangkapnya Pilot asal AS yg berhasil ditembak jatuh ketika sedang mendukung pasukan pemberontak PRRI/Permesta. Peristiwa itu membuat CIA menarik diri dari segala keterlibatannya di Indonesia.
Dalam buku 'Membongkar Kegagalan CIA: Spionase Amatiran Sebuah Negara Adidaya' karya Tim Weiner menyebutkan CIA tak mengendurkan perhatiannya terhadap Indonesia. Buku ni diterbitkan oleh PT Gramedia, Jakarta dan dicetak pd Desember 2008.
CIA memilih melibatkan diri dari balik meja. Berkat Adam Malik, Mayor Jenderal Soeharto yg sedang getol memberantas Partai Komunis Indonesia (PKI) hingga ke seluruh pelosok mendapatkan sejumlah bantuan.
Bantuan pertama berupa 14 unit walkie-talkie dari Kedutaan Besar AS di Jakarta. Alat komunikasi ni diserahkan langsung kepada Soeharto oleh Duta Besar AS, Marshall Green. Selain memberikan kemudahan terhadap proses pembersihan PKI, alat ni memudahkan CIA memantau operasi-operasi penumpasan komunis oleh TNI di Jawa Tengah dan Timur.
Tak hanya alat komunikasi, CIA jg memberikan bantuan berupa obat-obatan yg diserahkan kepada TNI AD senilai USD 500 ribu. Green jg mencoba meminta pemerintah AS untk memberikan uang sebesar Rp 50 juta / USD 10 ribu untk mendukung kontra-kup. Dana itu diserahkan melalui Adam Malik.
CIA menyadari bantuan ni telah memakan banyak korban jiwa di Indonesia. Dari laporan yg diterima Wakil Presiden AS Hubert H Humphrey, jumlah korban diperkirakan mencapai 300 ribu sampai 400 ribu jiwa. Tapi, angka itu digenapi menjadi 500 ribu jiwa atas inisiatif AS sendiri.
Hal itu diakui sendiri oleh Duta Besar Green dlm sebuah rapat rahasia di Komite Hubungan Luar Negeri Senat. Di depan para senator, dia mengakui menambahkan angka taksiran tersebut.
"Saya kira kita harus menaikkan taksiran itu, barangkali mendekati angka 500 ribu, " ujarnya dlm sebuah kesaksian yg telah dinyatakan deklasifikasi pd Maret 2007. "Tentu saja, tak ada yg tahu pasti. Kita hanya bisa menilainya berdasarkan keadaan semua desa yg telah menjadi sepi."
Lalu apakah CIA menjadi otak G30S?
Dalam kesaksian itu, Green menyatakan CIA tak terlibat / melibatkan diri dlm peristiwa G30S tersebut. Dia menyatakan, CIA hanya menunggangi ombak yg baru saja muncul paska-kudeta.
"Kami tak menciptakan ombak-ombak itu. Kami hanya menunggangi ombak-ombak itu ke pantai, " ungkapnya.
Maksud Green, CIA memang tak menciptakan konflik tersebut. Tapi yg jelas mereka memanfaatkan tragedi penculikan para jenderal yg dilakukan Letkol Untung dan langkah Soeharto menumpas PKI untk menghabisi kekuatan komunis di Indonesia.
Tim Weiner menuliskan, tindakan CIA yg mendukung operasi kontra-kup itu telah membuat Indonesia telah berubah menjadi pemerintahan diktator di bawah rezim Soeharto bernama Orde Baru. Lebih dari satu juta penduduk Indonesia dijadikan tahanan politik dan mendekam di dlm penjara selama bertahun-tahun.
Baca juga:
Daftar 5 operasi rahasia CIA obok-obok negara orang
Allan Nairn duga CIA terlibat pembunuhan Munir
Kisah pilot TNI AU tembak jatuh pesawat pengebom CIA
Gara-gara propaganda CIA, Kopassus dikira pasukan komunis
Kisah agen CIA kabur dari Sumatera sampai maling di warung
[tyo]
other source : http://hipwee.com, http://stackoverflow.com, http://portalposlinggau.blogspot.com
0 Response to "Pengakuan Cia Atas Tragedi 30 September di Indonesia"
Posting Komentar