This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Ketika Rasulullah Dinyatakan Telah Wafat - Haji

kaemfret.blogspot.com - Subuh hari itu tak seperti biasanya, udara yg sejuk pun tak membangkitkan selera. Para sahabat Rasulullah tertegun sedih karena melihat mimbar itu masih kosong. Mimbar yg tiap hari digunakan Rasulullah, kali ni tak ditempati oleh beliau.

Ketika Rasulullah Dinyatakan Telah Wafat

Mata teduh dan sapaan halus dari Rasulullah yg tiap kali bisa dinikmati oleh sahabat, pagi ni tiada. Senyum yg tiap kesempatan merekah, kali ni punah. Abu Bakar memahaminya, meski dgn berat hati, Abu Bakar pun maju dua / tiga langkah menuju mimbar.

Ketika hendak mengangkat tangan untk bertakbir, beberapa sahabat melihat Rasulullah yg menyibak tirai kamarnya. Hampir seluruh jama’ah yg hendak melakukan shalat Subuh pun berfikir bahwa Rasulullah yg akan memimpin shalat seperti hari-hari biasa. Abu Bakar segera mundur beberapa langkah masuk ke dlm shaf ma’mum.

Tapi, dugaan Abu Bakar dan sahabat salah. Dari dlm kamar, ternyata Rasulullah melambaikan tangan beberapa kali, beliau memberikan sebuah isyarat agar shalat diteruskan dgn Abu Bakar sebagai imam. Tak berselang lama, Rasulullah pun tersenyum, dan dgn gerakan yg lembut tirai jendela ditutupnya, Rasul menghilang di balik tirai. Para sahabat segera melaksanakan jama’ah shalat Subuh. Setelah usai, mereka berdzikir, berdo’a, dan sebagian bertanya-tanya Sudahkah tiba waktunya?

Jam demi jam terlewati, dan demam yg dialami Rasulullah semakin meninggi, Fatimah dan Aisyah tetap menemani beliau.

Rasulullah berbisik lirih, Tak ada penderitaan atas ayahmu setelah hari ini. Demikian kalimat yg sempat dibisikkan pd Fatimah.

Dan tak berselang lama, manusia terbaik dan yg paling mulia menghembuskan nafas terakhirnya, Senin 12 Rabi’ul Awal 11 H, dgn usia 63 tahun lebih 4 hari, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam wafat.

Kabar duka yg amat mendalam ni tersebar cepat. Keluarga dan para sahabat mengalami duka yg sangat hebat. Kehilangan manusia terbaik penegak syari’at. Umar yg mengetahui peristiwa ni langsung keluar menuju kerumunan orang. Ia menghunus pedangnya dan menancapkan pedang tersebut di tanah yg gersang. Lalu Umar berteriak dgn lantang, Siapa yg telah mengatakan Rasulillah meninggal, maka akan aku potong tangan dan kakinya.

Mendengar perkataan ini, para sahabat pun menunduk dan terdiam. Mata tajam Umar menyibak dan melihat sekelilingnya tanpa terpejam, dgn mengangkat jari telunjuk yg diarahkan ke langit, Umar melanjutkan perkataannya, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tak meninggal. Beliau menemui Rabbnya seperti Musa bin Imran. Beliau akan kembali menemui kaumnya setelah dianggap meninggal dunia.

Seakan-akan kematian Rasulullah tak bisa diterima oleh Umar karena rasa cinta yg begitu mendalam. Tak berselang lama, tampak debu yg mengepul dari arah bukit. Lalu terlihatlah seekor kuda yg dipacu dgn begitu cepat dan gesit, di atas punggung kuda itu tampak Abu Bakar dgn wajah memerah, sedih dan cemas yg tak tertahan.

Abu Bakar lantas berhenti di depan masjid dan langsung melompat turun. Ia langsung masuk ke ruangan dgn menerobos kerumunan para sahabat bagai singa yg hendak menerkam mangsa. Tanpa berkata sepatah katapun, ia langsung menemui putrinya, Aisyah. Lantas Aisyah menunjukkan jasad Rasulullah.

Abu Bakar melihat tubuh yg terbujur di pembaringan, di dekatinya dan dibukanya penutup yg berwarna hitam itu. Air mata tak tertahan dan segera dipeluk jazad Rasulullah dgn erat. Abu Bakar lalu memandang wajah Rasulullah, lantas ia berbisik lirih, Demi ayah dan ibuku sebagai tebusannya, Allah tak akan menghimpun pd dirimu dua kematian. Jika saja kematian ni telah ditetapkan pd dirimu, maka memang engkau sudah meninggal.

Beberapa saat kemudian, dgn langkah kecilnya, Abu Bakar keluar dan mendapati Umar yg masih berbicara pd orang-orang di sekelilingnya. Abu Bakar pun berkata, Wahai Umar, duduklah.

Perkataan Abu Bakar tak digubris oleh Umar. Bahkan Umar semakin berdiri kokoh tak tergoyahkan. Pada akhirnya, Abu Bakar maju beberapa langkah dan berkata dgn nada yg lantang, Wahai kaum muslimin, barangsiapa di antara kalian ada yg menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah meninggal dunia. Tetapi jika kalian menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah itu Maha Hidup dan tak pernah meninggal.

Ia berhenti sejenak, melihat keadaan sekelilingnya, lalu ia membaca Surah Ali-Imran ayat ke-144, Muhammad itu tak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlaku sebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah jika dia wafat / terbunuh kalian akan berpaling ke belakang (menjadi murtad)? Barangsiapa berpaling ke belakang, maka ia tak mendatangkan mudharat sedikit pun pd Allah, dan Allah memberi balasan kepada orang-orang yg bersyukur.

Semua orang langsung menundukkan kepalanya dalam-dalam. Apa yg dikatakan Abu Bakar telah menyadarkan mereka. Lantas Umar terjatuh, lututnya tertekuk di atas tanah dan tangannya menggapai pasir seakan hendak tersujud. Umar berkata, Demi Allah, setelah mendengar Abu Bakar membaca ayat tersebut, aku menjadi limbung hingga tak kuasa mengangkat kedua kakiku, aku tertunduk ke tanah saat mendengarnya. Kini, aku sudah tahu bahwa Rasulullah benar-benar telah meninggal.

Setelah proses memandikan jenazah selesai, beberapa sahabat berbeda pendapat tentang di mana beliau dimakamkan. Lalu Abu Bakar yg telah dibai’at menjadi Khalifah segera berkata, Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Tidaklah seorang Nabi meninggal dunia, melainkan dia dimakamkan di tempat dia meninggal dunia’.

Maka secepat kilat, Abu Thalhah segera menyingkirkan tempat tidur beliau dan menggali liang lahat seorang diri.

other source : http://solopos.com, http://kabarmakkah.com, http://tempo.co

0 Response to "Ketika Rasulullah Dinyatakan Telah Wafat - Haji"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *