This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Adab-Adab Pelajar Al Qur`an - Fiqh Ibadah

kaemfret.blogspot.com - بسم الله الرحمن الرحيم
Pada tulisan pertama, kami telah menyampaikan adab-adab seorang pengajar Al Qur`an. Pada tulisan kali ini, kami akan menyampaikan adab-adab bagi seorang pelajar Al Qur`an. Adab-adab ni merupakan ringkasan dari kitab At Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur`an karya Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf An Nawawi rahimahullah dgn perubahan seperlunya yg tak sampai mengubah makna yg diinginkan penulis, insya Allah.

Seluruh adab-adab pengajar yg telah disebutkan jg merupakan adab-adab bagi pelajar. Di antara adab-adab pelajar lainnya adalah:

PERTAMA: Menjauhi hal-hal yg dpt menyibukkan dari pelajaran, kecuali perkara yg memang harus dilakukan karena kebutuhan.

Hendaklah dia membersihkan hatinya dari kotoran agar dpt dgn mudah menerima Al Qur`an, menghafalnya, dan mendapatkan manfaatnya. Telah diriwayatkan dgn shahih dari Rasulullah صلىالله عليه وسلم bahwasanya beliau bersabda:

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
Ketahuilah sesungguhnya di tubuh itu terdapat sepotong daging, bila ia baik maka baiklah seluruh tubuh dan bila ia rusak maka rusaklah seluruh tubuh, ketahuilah ia itu adlh jantung (hati). [HR Al Bukhari (52) dan Muslim (1599)]

Sungguh bagus ucapan seseorang: Hati itu menjadi baik dgn ilmu, sebagaimana bumi itu menjadi baik dgn tanaman.

Hendaklah dia bersikap rendah hati terhadap gurunya dan beradab baik terhadapnya meskipun gurunya lebih muda usianya, tak terkenal, lebih rendah nasabnya, lebih kurang keshalihannya, dan lain sebagainya. Dengan bersikap rendah hati terhadap ilmu, maka dia akan mendapatkannya. Ada yg mengatakan:

الْعِلْمُ حَرْبٌ لِلْفَتَى الْمُتَعَالِي كَالسَّيْلِ حَرْبٌ لِلْمَكَانِ الْعَالِي
Ilmu itu jauh dari seorang pemuda yg tinggi hati
laksana banjir yg jauh dari tempat yg tinggi

KEDUA: Janganlah belajar melainkan kepada guru yg ahli, tampak keshalihannya, berilmu, dan menjaga ilmunya.

Muhammad bin Sirin, Malik bin Anas, dan ulama salaf lainnya berkata:

إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ دِينٌ، فَانْظُرُوا عَمَّنْ تَأْخُذُونَ دِينَكُمْ
Ilmu ni adlh agama, maka perhatikanlah dari siapa kalian mengambil agama kalian.

KETIGA: Hendaklah dia menemui gurunya dlm keadaan yg sempurna, bersih sebagaimana yg disebutkan pd adab-adab pengajar, mensucikan mulut dgn siwak, tak masuk tanpa meminta izin bila gurunya berada di tempat yg membutuhkan izin, mengucapkan salam kepada orang-orang yg telah hadir ketika dia masuk, dan mengucapkan salam jika keluar.

Janganlah dia melangkahi pundak orang lain, akan tetapi hendaklah dia duduk di bagian akhir majelis, kecuali jika dia diizinkan oleh guru untk maju. Janganlah dia membuat orang lain bangun dari tempat duduknya. Janganlah dia duduk di tengah lingkaran kelompok kecuali dlm keadaan mendesak. Jangan pula dia duduk di antara dua orang tanpa izin dari keduanya. Jika mereka melapangkan tempat untuknya, maka barulah dia duduk.

KEEMPAT: Hendaklah dia berperilaku baik terhadap teman-temannya dan orang-orang yg hadir di majelis gurunya karena itu merupakan adab terhadap guru dan penghormatan terhadap majelisnya. Hendaklah dia duduk di hadapan gurunya dlm posisi duduk seorang murid, bukan posisi duduk seorang guru. Tidak mengeraskan suaranya tanpa ada keperluan, tak tertawa, tak memperbanyak bicara tanpa ada keperluan, tak berbuat yg sia-sia dgn tangannya / yg lainnya, tak menoleh ke kanan dan ke kiri tanpa ada keperluan, akan tetapi hendaklah dia menghadap ke arah guru sambil memperhatikan ucapannya.

KELIMA: Janganlah dia membaca di hadapan guru ketika si guru tengah sibuk memikirkan sesuatu, jenuh, berduka, terlalu gembira, lapar, haus, mengantuk, gelisah, dan lain sebagainya yg dpt menghalangi konsentrasi dan semangat sang guru.

Hendaklah dia bersabar atas sikap keras sang guru, kejelekan akhlaknya, dan hendaknya hal itu tak menghalangi dia dari duduk mengambil ilmu darinya. Hendaknya dia membawa ucapan-ucapan dan perbuatannya yg secara zhahir salah kepada takwil yg benar.

Ulama berkata: Barangsiapa yg tak bersabar atas kesulitan pd masa belajar maka dia akan tetap berada dlm butanya kebodohan. Barangsiapa yg bersabar atasnya maka keadaannya akan berubah menjadi kemuliaan akhirat dan dunia.

KEENAM: Bersemangat di dlm menuntut ilmu dan senantiasa melakukannya di tiap kesempatan. Jangan pernah merasa cukup dgn sesuatu yg sedikit jika mampu untk mendapatkan yg lebih banyak, sepanjang tak memberatkan dirinya agar tak jenuh dan kehilangan apa yg telah dia dapatkan.

Hendaklah dia memanfaatkan waktu kosongnya, saat dia bersemangat, saat badannya kuat, dan pikirannya yg tajam sebelum datangnya hal-hal yg dpt menghilangkan itu semua ataupun mencapai kedudukan yg tinggi.

Amirul mu`minin Umar ibnul Khaththab radhiallahu ‘anhu berkata:

تَفَقَّهُوا قَبْلَ أَنْ تُسَوَّدُوا
Belajarlah sebelum kalian diangkat menjadi pemimpin. [Riwayat Ad Darimi (1/91/250) dan Ibnu Abi Syaibah (5/284) dgn sanad yg shahih. Diriwayatkan oleh Al Bukhari di dlm kitab Shahih-nya secara mu’allaq.]

Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata: Belajarlah sebelum engkau menjadi pemimpin. Apabila engkau telah menjadi pemimpin maka tak ada lagi kesempatan untk belajar.

KETUJUH: Hendaklah dia membaca di hadapan gurunya di pagi hari berdasarkan hadits Nabi صلى الله عليه وسلم :

اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا
Ya Allah, berkatilah umatku pd pagi harinya. [HR Abu Daud (2606). Hadits shahih.]

Di antara perkara yg wajib baginya adlh untk tak mendengki (hasad) kepada seorangpun baik dari teman-temannya ataupun yg selain dari mereka terhadap keutamaaan yg Allah Al Karim berikan kepadanya. Jangan pula dia merasa berbangga diri (‘ujub) terhadap apa yg telah berhasil dia dapatkan.

Cara untk menghilangkan sifat ‘ujub adlh dgn memikirkan bahwasanya apa yg dia dapatkan bukanlah dari usaha dan kekuatannya, akan tetapi itu semua semata-mata merupakan keutamaan dari Allah ta’ala. Oleh karena itu, tak sepatutnya dia berbangga atas sesuatu yg bukan dia usahakan, justru itu merupakan titipan Allah padanya.

Cara untk menghilangkan hasad adlh dgn menyadari bahwa hikmah Allah ta’ala menjadikan keutamaan ni diberikan kepada orang itu. Oleh karena itu, sepatutnya dia tak merasa keberatan atas keutamaan yg didapatkan orang itu dan tak membenci hikmah yg diinginkan oleh Allah ta’ala.

Demikianlah beberapa adab bagi pelajar Al Qur`an yg disebutkan oleh Imam An Nawawi rahimahullah. Adapun adab-adab bagi pengajar silakan membacanya di sini dan adab-adab bagi penghafal Al Qur`an, silakan membacanya di sini .

والحمد لله رب العالمين

0 Response to "Adab-Adab Pelajar Al Qur`an - Fiqh Ibadah"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *