This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

[Ikan Air Laut] Resep Manisan Kolang-Kaling dan Kisah Bendera

Resep Manisan Kolang-Kaling dan Kisah Bendera
kaemfret.blogspot.com - Dua minggu yg lalu ketika bendera merah putih telah berkibar diterpa angin kemarau di depan tiap rumah di jalan Pete, saya pun masih bersantai ria. Walau saya tahu bendera dan tiangnya yg saya pasang tahun lalu telah raib entah kemana di rumah tapi saya tak terlalu mengambil pusing. Biasanya pedagang bendera keliling selalu lewat di depan rumah untk menjajakan dagangannya. Atau jika apesnya tak lewat maka saya telah berencana untk tak memasang bendera tahun ini. Asalkan saya bisa menghindar bertemu dgn Pak RT maka tanggal 17 Agustus akan saya lalui tanpa bendera di depan rumah. Terus terang saya dan bendera memang selalu bermasalah tiap tahunnya. Sejak menempati rumah Pete tujuh tahun silam maka tiap kali perayaan Hari Kemerdekaan, saya selalu dibuat kelabakan. Entah mengapa benda yg diperlukan setahun sekali tersebut selalu menghilang pd saat momen penting tersebut.

Resep Manisan Kolang-Kaling dan Kisah Bendera
Pada hari Sabtunya ketika sedang sibuk membersihkan rumah saya mendengar suara-suara ramai di jalan. Hasil mengintip di balik jendela terlihat banyak warga mengenakan kaus berwarna oranye sedang menyapu jalanan. Wah ada kerja bakti nih, pikir saya kalut tapi sedikit tenang ketika teringat jalan di depan rumah telah disapu bersih sejak pagi. Saya pun melanjutkan pekerjaan dan tak lama kemudian terdengar pagar rumah digedor beberapa kali. Si pengetuk pagar pun berlalu saat panggilannya tak dihiraukan. Saking banyaknya preman yg meminta sumbangan dan pencurian di siang bolong membuat saya tak pernah membuka gerbang rumah kala ada yg mengetuk, kecuali petugas PLN, Telkom / Tiki yg hendak mengantar paket.
Sekitar pukul sepuluh pagi saya pun pergi keluar rumah menuju ke pasar, jalanan Pete yg biasanya kotor kini tampak bersih tanpa ada sepotong sampah sedikitpun, dan semua rumah terpasang bendera! Untungnya saya tak bertemu dgn Pak RT saat berjalan melintas di depan rumahnya, jadi sambil bersenandung riang sayapun melenggang santai ke pasar, hingga tiba di ujung tikungan saya melihat sosok yg sedang saya hindari tersebut sedang berdiri disana mengobrol bersama seorang warga. Berjalan super cepat saya pun memberi salam sekenanya dan berusaha kabur dari situ segera. Tapi niat tak baik biasanya memang berakhir gagal, saya dan Pak RT ternyata memiliki rencana yg berbeda. "Bu Endang, tadi saya ketuk-ketuk pintu pagarnya tak ada yg jawab. Kalau memiliki bendera merah putih tolong dipasang ya Bu." Oke deh kakak!

Resep Manisan Kolang-Kaling dan Kisah BenderaResep Manisan Kolang-Kaling dan Kisah Bendera
Dua hari weekend saya menanti dan tak satupun tukang jualan bendera melintas. Akhirnya masalah bendera terlupa hingga detik-detik peringatan 17 Agustus mulai mendekat dan saya dibuat blingsatan dgn tiadanya Sang Saka Merah Putih di depan rumah. Sabtu pagi dgn sandal jepit di kaki dan rambut yg diuwel-uwel sekenanya saya pun berjalan dgn gagah ke Pasar Blok A. Misi hari ni bendera harus berkibar, jangan sampai saat hari Senin ketika 17 Agustus tiba, saya dianggap tak memiliki jiwa nasionalis.

Sialnya semua pedagang bendera masih tutup ketika saya tiba disana, terang saja karena saat itu masih pukul tujuh pagi dan hanya pedagang sayur dan ayam yg ramai menjajakan dagangannya. Seorang Bapak yg menjual pernak-pernik sekolah berkata, "Ntar Neng datang jam 9-an, pedagangnya masih pd tutup." Walau enggan rasanya jika harus berkunjung lagi ke pasar, tapi saya pun berjanji akan kembali pukul sembilan. Saat memutar langkah hendak pulang, mata saya melotot kala melihat jejeran bendera merah putih dan aneka aksesori tujuh belasan lainnya berkibar-kibar di seberang jalan. Ya ampun, bagaimana mungkin saya tak melihat berderet-deret bendera yg terjemur disana?!

Resep Manisan Kolang-Kaling dan Kisah Bendera
"Hah sama tiangnya Mba? Tapi tiangnya ni saya pakai buat menyangga tali jualan bendera," penjelasan si Mas penjual bendera membuat saya was-was. "Saya perlu bendera sama tiangnya Mas, " kata saya ngotot. "Nanti dagangan saya mau dicantelin kemana Mba"? Jawab si penjual tampak bingung sambil menggaruk-garuk rambut gondrongnya. "Ya terserah mau digantung kemana. Kalau oke saya bawa sekarang nih." Akhirnya empat puluh ribu rupiah melayang dari dompet dan tiang sepanjang tiga meter itu pun saya tenteng menuju pulang. Beberapa komentar usil sopir bajaj dan orang-orang yg sedang nongkrong di tepian jalan tak saya hiraukan, "Hari gini baru pasang bendera Mba"? Atau, "Wah kepanjangan atuh tiangnya Mba." Saya hanya memberikan senyum manis dan terus berjalan tegap bak pejuang 45 sedang membawa bambu runcing untk berjuang membela negara.

Kala bendera telah terpasang di depan rumah Pete, dan berkibar dgn gagahnya hati saya pun dipenuhi rasa haru, dan bangga. Rasa menyesal pernah berniat enggan mengibarkannya pun perlahan merayap di hati. Apalagi membayangkan perjuangan para pahlawan yg telah rela mengorbankan jiwa raganya demi melihat Sang Saka berkibar membuat saya malu dgn diri sendiri yg saat ni menghirup alam kemerdekaan dgn bebas tapi masih memiliki rasa malas mengibarkan bendera walau hanya setahun sekali saja. Walau rasa nasionalisme dan cinta tanah air tak diukur dari sepotong kain merah putih tapi mengibarkannya tiap tanggal 17 Agustus merupakan bentuk penghormatan dan penghargaan kepada para Pahlawan yg telah memastikan Merah Putih bebas berkibar di negeri ni sekaligus memberi arti pd kata merdeka! Walau terlambat saya tetap ingin mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan yg ke -70! ^_^

Resep Manisan Kolang-Kaling dan Kisah Bendera
Kembali ke manisan kolang-kaling yg kali ni saya sharing, ketika bulan puasa Ramadhan beberapa waktu yg lalu, kantor saya mengalami demam kolang-kaling. Hampir tiap hari tampak beberapa teman menenteng buah yg sering disebut dgn nama buah atap ni ke kantor, hasil perburuan di toko buah All Fresh. Saya akui All Fresh memiliki kolang-kaling dgn kualitas yg baik, segar dan tak berbau. Umumnya teman-teman saya ni akan mengolahnya bersama sirup gula berwarna merah untk dikudap kala berbuka puasa tiba, teksturnya yg kenyal dan menyegarkan memang tepat sebagai camilan ringan tapi cukup mengenyangkan.

Rekan saya, Mba Mirah, sebenarnya telah lama mengkonsumsi kolang-kaling tiap hari secara rutin. Versi beliau tentu saja minus gula sama sekali karena memang murni untk tujuan kesehatan. Biasanya sejumlah kolang-kaling, kira-kira lima hingga delapan butir buah setelah dicuci bersih kemudian dipanaskan sebentar di microwave. Mba Mirah kemudian akan menyantapnya begitu saja tanpa tambahan lainnya.

Resep Manisan Kolang-Kaling dan Kisah Bendera
Kolang-kaling / buah atap / dlm bahasa Belanda disebut dgn glibbertjes merupakan buah dari tanaman aren (Arenga pinnata). Buah ni berwarna putih transparan, berbentuk lonjong dan memiliki tekstur yg kenyal. Untuk membuat kolang-kaling biasanya para pengusaha buah ni membakar buah aren sampai gosong, kemudian bijinya dikeluarkan dan direbus selama beberapa jam. Biji yg sudah direbus ni kemudian direndam dgn larutan air kapur sirih selama beberapa hari sehingga mengalami proses fermentasi.
Kolang-kaling memiliki kadar air sangat tinggi hingga mencapai 93,8% dlm tiap 100 gram-nya, 0.69 gram protein, 4 gram karbohidrat serta serat makanan sekitar 0.95%. Kandungan karbohidrat di dlm buah ni mampu memberikan rasa kenyang sehingga baik bagi mereka yg sedang menjalankan program diet. Selain itu kandungan seratnya mampu membantu memperlancar proses pencernaan. Manfaat kolang-kaling ternyata bukan hanya sebatas itu, bagi anda yg memiliki masalah sakit pd persendian (arthirtis) maka kandungan karbohidrat bernama galaktomannan di dlm kolang-kaling mampu mengurangi rasa sakit di persendian. Untuk masalah ni disarankan mengkonsumsi kolang-kaling sebanyak 100 - 200 gram perharinya dimana kolang-kaling direbus tanpa gula dan tanpa pewarna. Bagi anda yg alergi akan susu, tapi ingin mencegah penyakit osteoporosis maka kolang-kaling mungkin bisa menjadi penggantinya karena kandungan kalsiumnya yg tinggi, dlm tiap 100 gram buah mengandung sekitar 91 milligrams kalsium.

Resep Manisan Kolang-Kaling dan Kisah Bendera
Umumnya masyarakat kita mengkonsumi kolang-kaling setelah merebusnya dgn gula dan pewarna, menjadikan buah ni tampak cantik berwarna-warni selayaknya batu akik yg saat ni tengah booming di tanah air. Nah manisan kolang-kaling merupakan salah satu makanan tradisional masyarakat Betawi dan rasa manisan buatan mereka memang spesial dan mantap. Adik ipar saya, Azy, memiliki Bibi (tante) bernama Bik Non, yg asli orang Betawi dan jago membuat manisan ini. Saat Lebaran kemarin kami mendapatkan setoples manisan kolang-kaling yg berwarna pink lembut, legit, empuk, harum dan sangat sedap membuat saya - yg sebenarnya kurang suka dgn makanan ni - berkali-kali mengudapnya hingga manisan tersebut ludes. Sayangnya saya tak mendapatkan resep aslinya, tapi Bulik Piyah, tante saya di Depok memiliki resep yg cukup tokcer, dan walau hasilnya tak selaziz manisan kolang-kaling a la Bik Non, tapi layak untk saya share disini.

Hal terutama ketika anda hendak membuat manisan ni adlh memilih buah kolang-kaling yg akan digunakan. Pilih buah yg terlihat bening transparan, firm (cukup keras bukan lembek), berbau fresh selayaknya kolang-kaling dan bukan basi, serta bentuknya masih bulat lonjong utuh. Memilih satu-persatu buah kolang-kaling memang pekerjaan yg menyebalkan tetapi ni perlu dilakukan agar manisan yg kita buat mantap hasilnya. Sekarang ke prosesnya. Nah untk menghilangkan bau-bauan aneh yg melekat di buah maka kolang-kaling perlu direndam dgn air cucian beras selama semalam, saya meletakkannya didalam wadah plastik dan menyimpannya di chiller kulkas selama 24 jam.

Resep Manisan Kolang-Kaling dan Kisah Bendera
Buah yg telah direndam air cucian beras ni kemudian ditiriskan dan untk memastikan semua lendir, serta bau yg tak sedap benar-benar lenyap maka tips Bulik Piyah adlh meremas-remas buah dgn daun bambu yg terasa kesat dan kasar. Jika tak ada daun bambu maka daun pisang kering (klaras) jg bisa digunakan. Kita bisa menggunakan daun bambu jenis apa saja, tetapi daun berukuran besar seperti daun bambu kuning, / bambu apus memang membuat pekerjaan lebih mudah kala harus memisahkan si daun dgn kolang-kalingnya. Remas-remas buah dgn daun bambu hingga permukaan kolang-kaling terasa kesat, bebas lendir baru kemudian kolang-kaling siap digunakan dlm manisan.

Ada banyak cara untk memaniskan buah kolang-kaling, seperti merebusnya dgn air gula pasir, pewarna dan essens. Atau merebusnya dgn minuman soda Fanta, berwarna merah / hijau. Atau merebusnya dgn sirup merah seperti yg saya hadirkan kali ini. Terus terang saya sendiri sangat penasaran dgn formula manisan Bik Non, karena kolang-kaling buatan beliau berwarna pink soft yang cantik dan bukan merah menyala seperti yg saya buat kali ini. Buah perlu direbus hingga lunak, dan sirup gula berubah menjadi mengental. Nah pd tahap ni sebenarnya manisan sudah siap disantap tetapi rasanya akan menjadi jauh lebih mantap jika diinapkan terlebih dahulu selama beberapa hari di chiller hingga gula terserap dgn sukses. Manisan ni sedap dimakan begitu saja / sebagai campuran es buah. Segar dan sedap!

Berikut proses dan resepnya ya.

Resep Manisan Kolang-Kaling dan Kisah Bendera
Resep Manisan Kolang-Kaling a la BetawiResep hasil modifikasi sendiri
Untuk 1,5 kg kolang-kaling

Tertarik dgn resep manisan lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Manisan Kulit Jeruk
Manisan Mangga Muda dgn Kiamboy Merah
Manisan Belimbing Wuluh
Bahan: - 1,5 kg kolang kaling - 1 liter air cucian beras - 20 lembar daun bambu ukuran besar - 100 gram gula pasir - 8 lembar daun jeruk purut - 300 ml air - 1/2 botol sirup cocopandan (saya pakai merk Marjan) - beberapa tetes essens frambosen
Cara membuat:

Resep Manisan Kolang-Kaling dan Kisah Bendera
Siapkan kolang-kaling, pilih buah yg terlihat bening transparan, firm (cukup keras bukan lembek), berbau fresh selayaknya kolang-kaling dan bukan basi, serta bentuknya masih bulat lonjong utuh.

Letakkan buah di wadah/mangkuk, masukkan air cucian beras dan rendam hingga buah tenggelam dan benar-benar terendam dlm air cucian beras. Tutup wadah dan simpan kolang-kaling selama 24 jam di dalam chiller kulkas.

Keesokan harinya, tiriskan buah. Cuci bersih, masukkan daun bambu dan remas-remas buah bersama daun bambu selama 5 - 10 menit hingga permukaannya terasa kesat dan tak berlendir. Buang daun bambu.

Resep Manisan Kolang-Kaling dan Kisah Bendera
Cuci bersih kolang-kaling dan tiriskan. Sisihkan.

Siapkan panci, masukkan gula pasir, daun jeruk purut (saya lupa memasukkannya pd step ni jadi daun jeruk masuk terlambat ^_^) dan air. Rebus hingga mendidih. Tuangkan kolang-kaling, aduk rata dan masak hingga buah empuk dan kuah mengental.

Resep Manisan Kolang-Kaling dan Kisah Bendera
Tuangkan sirup, dan beberapa tetes essens frambosen, aduk rata dan masak hingga kental dan buah menyerap sirup. Angkat, cicipi apakah kolang-kaling telah cukup empuknya, jika kurang empuk tambahkan air sedikit dan lanjutkan merebus hingga empuk dan kuah kental.

Angkat, biarkan dingin. Masukkan manisan ke dlm wadah yg memiliki tutup. Simpan di chiller. Manisan kolang-kaling akan memberikan rasa terbaik setelah berusia lebih dari 2 / 3 hari. Manisan ni tahan di chiller hingga 2 minggu lamanya. Super yummy!

Sources:
Wikipedia Indonesia - Kolang-Kaling
The Vegetarian - Benefits of Arenga pinnata for your Health

0 Response to "[Ikan Air Laut] Resep Manisan Kolang-Kaling dan Kisah Bendera"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *