This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

[Nasional] Kafir Barat Takut Khilafah Bangkit Kembali

Kafir Barat Takut Khilafah Bangkit Kembali Barat Takut Khilafah Bangkit
Sejarah interaksi Khilafah Islam dgn Amerika mengungkapkan banyak informasi tentang status global kaum Muslim yg dihargai. Pada hari ini, situasi Internasional menjadi bertentangan dgn masa lalu yg merupakan masa keagungan umat Islam. Namun, pd saat penghapusan Khilafah pd tahun 1924, Amerika dgn cepat menyambut gerakan itu, dan bersekutu dgn Mustafa Kemal, dlm upaya untk menciptakan sebuah negara bangsa Turki yg sekular.
Pada tahun 1938, Duta Besar Amerika Joseph Clark berdiri dgn Mustafa Kemal dan menyatakan “Nama Mustafa Kamal akan selamanya dikaitkan dgn pembangunan, pendiri Turki, negara Turki baru yg modern, dan selamanya akan tertulis dgn tak terhapuskan pd perjalanan sejarah.”
Mustafa Kemal menambahkan: “Bangsa Turki adlh bangsa yg demokratis secara alami. Saya tak meragukan bahwa bangsa Amerika yg telah begitu jauh terlibat dlm hal yg ideal ini, yg merupakan kerabat negara Turki dlm mencapai tujuannya.”
Kemal yg sekuler menyimpulkan aliansi baru itu dgn mengatakan: “Ini bisa mengarah pd dunia yg penuh cinta dgn menghapus semua prasangka lama dan semua negara berada dlm kedamaian dan kemakmuran.”
Rantai peristiwa yg menyertainya secara diametris berlawanan dgn apa yg Kemal nyatakan dgn liciknya. Dunia Muslim melihat penjarahan sumber daya alamnya dan negerinya dikerat-kerat. Sejak itu penindasan di tangan para diktator terjadi dgn seterusnya selama beberapa dekade. Selain itu, banyak negara-bangsa yg keluar dari naungan Khalifah, dan akhirnya selama bertahun-tahun menghadapi intervensi militer langsung oleh Amerika. Somalia, Sudan, Afganistan, Pakistan, Irak, Libya dan Yaman adlh di antara negara-negara bangsa yg menderita hebat akibat intervensi negara-negara imperialis.
Dengan penghapusan Khilafah pd hampir satu abad lalu, interaksi antara Amerika dan Khilafah telah terkubur, dan dunia Muslim kewalahan menghadapi banyaknya masalah.
Status quo saat ni berada di ambang suatu tantangan besar baru. Dalam beberapa tahun terakhir, Barat telah berusaha untk mendiskreditkan ide Kekhalifahan. Fitnah yg berulang atas ide sebuah negara super Islam yg bersatu dpt diamati dari pernyataan-pernyataan para politisi kunci dan para pembuat opini di Barat.
Dalam kata-kata mantan Presiden Bush, “Khilafah ni akan menjadi Imperium Islam totaliter yg meliputi semua negeri-negeri muslim saat ni dan yg dulunya adlh negeri-negeri Muslim, yg membentang dari Eropa hingga Afrika Utara, dari Timur Tengah hingga Asia Tenggara.”
Pada bulan November 2004 Henry Kissinger dlm sebuah wawancara, mengungkapkan pandangannya dgn menyatakan: “Apa yg kita sebut sebagai terorisme di Amerika Serikat, tetapi sebenarnya adlh pemberontakan Islam radikal terhadap dunia sekular, dan terhadap dunia yg demokratis, atas nama pendirian semacam Kekhalifahan.”
Yang menarik, pd tahun yg sama (Desember 2004) dikeluarkan laporan setebal 123-halaman yg berjudul “Mapping the Global Future” oleh National Intelligence Council (NIC) dari CIA. Laporan itu mencakup antara lain skenario kemungkinan terbentuknya suatu “Kekhalifahan Baru” tahun 2020. Laporan tersebut ditujukan “untuk mempersiapkan pemerintahan Bush bagi tantangan-tantangan masa depan, dan telah disampaikan kepada Presiden AS, para anggota Kongres, para anggota kabinet dan para pejabat kunci yg terlibat dlm pembuatan kebijakan.”
Selain menarik perhatian para politisi dan pembuat opini kunci, ancaman Khilafah jg telah disorot pd September 2005 oleh Angkatan Darat AS, Jenderal John Abizaid, (Kepala Komando Pusat AS) dan jg oleh Jenderal Richard Myers (Ketua Kepala Staf Gabungan).
Pada tahun 2007, Gubernur Amerika Mitt Romney mengatakan: “Bagi Islam radikal, terdapat konflik dan tujuan menyeluruh -yang menggantikan semua negara-negara Islam modern dgn sebuah Kekhalifahan, dgn menghancurkan Amerika, dan menaklukkan dunia.”
Pada tahun 2011, dgn munculnya pemberontakan di Timur Tengah, media Barat bergembira dan aktif dgn menggambarkan bahwa rakyat Arab memandang ke depan menuju demokrasi. Namun, Profesor di Harvard, Niall Ferguson, dlm sebuah wawancara dgn The Telegraph, memperingatkan bahwa menjelang tahun 2021 hanya ada “kemungkinan kecil kita mendapatkan demokrasi gaya Barat di Timur Tengah”. Dia menambahkan, “Lebih mengkhawatirkan ketika berpikir tentang kebangkitan kembali Kekhalifahan.”
Prediksi Profesor Niall itu tampaknya masuk akal. Gagasan munculnya sebuah Kekhalifahan diperkuat oleh banyak jajak pendapat (misalnya oleh World Public Opinion, Pew Global, dll) yg dilakukan di dunia Muslim, yg menunjukkan aspirasi umat Islam untk hidup di bawah Hukum Islam, dan negara yg bersatu. Di antara banyak pernyataan oleh para tokoh terkemuka di Amerika adlh pernyataan Donald Rumsfeld yg menyatakan pd bulan Februari 2011: “Kami menghadapi musuh yg kejam. Para Islamis radikal ada di sana. Mereka berniat untk mencoba untk mendirikan Khilafah di dunia ni dan secara fundamental mengubah sifat negara bangsa.”
Rumsfeld mengakui bahwa, “Kita enggan untk terlibat dlm perang pemikiran.”
Hari ni orang-orang yg berada di koridor kekuasaan di Barat sedang berusaha untk memfitnah ide Kekhalifahan, dan menciptakan narasi negatif tentang hal itu. Karena itu sangat penting untk disadari, bahwa sejarah adlh kesaksian dari sosok dan kecakapan Kekhalifahan. Benar, Kkekhalifahan, setelah terbentuk, akan berusaha untk menyatukan negara-negara Muslim. Tapi salah, jika Khilafah dianggap akan menjadi negara yg refresif / anti-modern. Ketika Kekhalifahan didirikan, ia akan menggabungkan dunia Muslim, dan dgn cepat memanfaatkan segala sumberdaya untk pengembangan infrastruktur dan industri pertanian. Munculnya Negara Islam yg canggih ni jg akan berusaha mempensiunkan posisi strategis negara imperialis Amerika dari panggung internasional secara umum dan wilayah-wilayah Muslim pd khususnya. [Selesai]
Referensi:
[1] Donald Rumsfeld http://rushlimbaugh.com/home/daily/site_020811/content/01125106.guest.html
[2] Governor Romney (Elected in 2002 as the 70th Governor of the Commonwealth of Massachusetts, ) (Governor Mitt Romney, Remarks At The George Herbert Walker Bush Presidential Library, 4/10/2007)
[3] Niall Ferguson http://telegraph.co.uk/finance/financevideo/8367183/Niall-Ferguson-In-2021-well-be-amazed-how-much-the-world-has-changed.html
[4] Treaty of tripoli http://stephenjaygould.org/ctrl/treaty_tripoli.html
[5] John Adams http://islam-watch.org/ThomasJefferson/Founding_Fathers_Fight_Islam.htm
[6] NIC Report: http://cia.gov/nic/NIC_globaltrend2020_s3.html#scen
[7] Henry Kissinger: http://nobelprize.org/peace/laureates/1973/kissinger-bio.html
[8] Bukti-bukti Arkeologi http://fountainmagazine.com/article.php?ARTICLEID=823
[9] Barbery Treaty http://avalon.law.yale.edu/18th_century/bar1795n.asp
Sumber: hti press
() syabab indonesia

0 Response to "[Nasional] Kafir Barat Takut Khilafah Bangkit Kembali"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *