This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Keguguran, Yang Perlu Diwaspadai

Keguguran, Yang Perlu Diwaspadai

kaemfret.blogspot.com - Keguguran adlh kematian bayi dlm kandungan sebelum usia 20 minggu kehamilan. Hal ni merupakan salah satu masalah dlm kehamilan yg paling ditakuti oleh ibu hamil.
Kemungkinan terjadinya keguguran lebih tinggi dari perkiraan banyak orang. Keguguran dpt terjadi pd kira-kira 1-2 orang dari 10 ibu hamil yg menyadari kehamilannya. Diperkirakan sekitar 8 dari 10 kasus keguguran terjadi pd tiga bulan pertama kehamilan. Mengetahui gejala-gejala keguguran sangatlah penting bagi ibu hamil dan pasangannya.
Gejala utama yg sebaiknya diwaspadai adlh munculnya pendarahan / bercak darah yg biasanya disertai kram pd perut bagian bawah. Di samping pendarahan dan kram, gejala keguguran lainnya meliputi keluarnya cairan / jaringan (gumpalan darah) dari vagina.
Pendarahan ringan cukup umum terjadi pd tiga bulan pertama kehamilan. Tidak semua pendarahan ringan saat hamil berarti keguguran.Tapi sebagai langkah untk mewaspadai, tak ada salahnya untk segera menghubungi dokter jika Anda mengalaminya.
Penyebab dan Faktor Pemicu Keguguran

Walau penyebab pastinya belum diketahui, para pakar memperkirakan terdapat sekitar 70 persen kasus keguguran yg disebabkan oleh adanya keabnormalan pd kromosom bayi. Kekurangan, kelebihan / keabnormalan kromosom dpt mengakibatkan janin tak bisa berkembang dgn semestinya. Keguguran yg terjadi pd usia kehamilan lebih tua, yaitu di atas tiga bulan, biasanya disebabkan oleh penyakit / kondisi kesehatan ibu yg kurang baik.
Di luar faktor kromosom, terdapat beberapa faktor pemicu lain yg diduga dpt meningkatkan risiko keguguran. Di antaranya:
  • Usia sang ibu. Risiko keguguran akan meningkat seiring usia ibu yg menua.
  • Pengaruh masalah kesehatan sang ibu, misalnya karena ada masalah pd plasenta, memiliki struktur rahim yg abnormal, leher rahim yg lemah, / menderita sindrom ovarium polikistik.
  • Penyakit jangka panjang (kronis), misalnya hipertensi yg parah, gangguan ginjal, lupus, / diabetes.
  • Pengaruh infeksi tertentu, seperti malaria, toksoplasmosis, rubela, sitomegalovirus, klamidia, gonore, / sifilis.
  • Konsumsi obat-obatan yg berefek samping buruk pd janin, misalnya retinoid dan obat anti inflamasi non-steroid.
  • Merokok, mengonsumsi minuman keras dan menggunakan obat-obatan terlarang.
  • Konsumsi kafein yg berlebihan.
  • Kelebihan / kekurangan berat badan.

Keguguran jg dpt terjadi jika janin tumbuh di luar rahim. Kondisi ni disebut sebagai kehamilan ektopik. Jenis kehamilan ni dpt mengancam jiwa karena memiliki risiko untk pecah dan mengakibatkan pendarahan dalam.
Gejala-gejala kehamilan ektopik adlh tak haid, sakit perut yg parah dan tak kunjung sembuh, pendarahan / bercak darah dari vagina, nyeri pd bahu, pusing, serta limbung.
Mitos Sekitar Keguguran
Ada beberapa mitos yg dipercaya banyak orang sebagai faktor pemicu keguguran, misalnya:
  • Mengalami peristiwa yg sangat mengguncang yg mengakibatkan stres / depresi.
  • Mengangkat beban berat.
  • Berhubungan seks.

Dugaan-dugaan di atas salah dan tak terbukti benar secara klinis. Sebagian besar kasus keguguran bukan disebabkan oleh suatu peristiwa yg dialami / tindakan yg dilakukan oleh sang ibu.
Diagnosis Keguguran
Selain menanyakan gejala dan memeriksa kondisi fisik Anda, dokter jg akan menganjurkan USG dan/atau tes darah. Kedua pemeriksaan ni digunakan untk memastikan apakah Anda mengalami keguguran / tidak.
Pemeriksaan USG bertujuan untk mengecek detak jantung dan perkembangan janin. Sedangkan tes darah digunakan untk memeriksa kadar hormon beta HCG yg berhubungan dgn kehamilan.
Jika pasien memiliki beberapa kali riwayat keguguran, kemungkinan ada faktor medis lain yg bisa menjadi penyebabnya. Jenis-jenis pemeriksaan yg biasanya dianjurkan oleh dokter untk pasien beserta pasangannya adalah:
  • Pemeriksaan USG transvaginal. Jenis USG yg digunakan dlm pemeriksaan ni sedikit berbeda karena menggunakan pencitraan tiga dimensi. Pemeriksaan ni bertujuan untk memeriksa apakah ada kelainan pd struktur rahim dan serviks.
  • Pemeriksaan gen untk mengecek apakah ada keabnormalan pd kromosom pasien dan/atau pasangannya.
  • Tes darah untk memeriksa keberadaan serta antibodi antifosfolipid (aPL) serta kadar hormon LH. Antibodi antifosfolipid (aPL) dpt meningkatkan risiko penggumpalan darah.

Metode Penanganan Untuk Keguguran
Setelah memastikan diagnosis keguguran, Anda dpt memilih untk menunggu sampai seluruh jaringan keluar secara alami dari rahim. Tapi proses ni bisa memakan waktu sekitar 3-4 minggu sehingga dpt mengakibatkan tekanan emosional, terutama bagi sang ibu. Karena itu, dokter biasanya cenderung menganjurkan penanganan dgn obat / operasi.
Penggunaan obat-obatan dpt dilakukan melalui dua cara, yaitu tablet minum / obat yg dimasukkan ke vagina. Obat-obatan ni umumnya akan berpengaruh dlm waktu 24 jam sehingga dpt mempercepat proses pengeluaran sisa jaringan dari rahim.
Metode operasi adlh dgn prosedur kuret. Operasi kecil ni dilakukan dgn melebarkan serviks dan menggunakan kuret untk mengeluarkan jaringan dari rahim. Operasi perlu dilakukan secepatnya jika pasien mengalami pendarahan yg parah / terdapat gejala-gejala infeksi. Prosedur ni memiliki risiko karena dpt melukai jaringan serviks dan dinding rahim.
Pencegahan Keguguran
Karena penyebabnya yg belum diketahui secara pasti, keguguran jg pd umumnya tak dpt dicegah. Ada beberapa hal yg dpt dilakukan untk menurunkan risiko keguguran, yaitu:
  • Menerapkan pola makan sehat dan seimbang, terutama meningkatkan konsumsi serat.
  • Tidak merokok, mengonsumsi minuman keras, dan menggunakan obat-obatan terlarang.
  • Menghindari infeksi-infeksi yg mungkin terjadi, misalnya dgn memeriksakan diri untk penyakit menular seksual dan mengobatinya hingga sembuh sebelum hamil.
  • Menjaga berat badan yg sehat sebelum dan saat hamil.

Untuk penyebab keguguran yg dpt ditangani, misalnya otot serviks yg lemah, sebaiknya ditangani secepatnya. Misalnya, serviks yg lemah bisa dioperasi untk mengencangkan otot serviks sehingga dpt menurunkan risiko keguguran. Jika calon ibu menderita penyakit kronis misalnya diabetes, sebaiknya diobati dan dikendalikan dgn baik sebelum hamil.
Peristiwa keguguran pasti akan menyebabkan tekanan emosional terhadap semua pihak, terutama bagi sang wanita. Rasa bersalah, penyesalan, marah, bahkan trauma dpt melanda wanita yg mengalaminya. Oleh karena itu, dukungan positif dari pasangan serta keluarga sangat dibutuhkan.
Mengalami satu kali keguguran bukan berarti Anda akan kembali mengalaminya pd kehamilan Anda yg selanjutnya. Banyak wanita yg tetap berhasil menjalani masa kehamilan tanpa masalah dan melahirkan bayi yg sehat setelah mengalami keguguran.

other source : http://imgur.com, http://slideshare.net, http://dietserat.blogspot.com

0 Response to "Keguguran, Yang Perlu Diwaspadai"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *