This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

KESAKSIAN HIDUP: BERTEMU TUHAN YESUS 57518

KESAKSIAN HIDUP: Bertemu Tuhan Yesus
kaemfret.blogspot.com - Bagi orang yg tak percaya, cerita berikut pasti menjadi sesuatu yg tak mungkin. Tapi satu hal yg saya imani adalah bahwa hal ni benar-benar terjadi dlm hidup saya.
Tanggal 1-6 Juli 2008 boleh jadi menjadi hari-hari yg sebenarnya tak pernah menjadi waktu yg begitu saya nanti-nantikan sebelumnya. Bayangkan, bahkan dua hari tepat sebelum saya mengikuti retret di Cikanyere, saya sempat bertengkar hebat dgn mama saya. Ya, bisa dibilang, kami sering sekali bertengkar. Kami berdua memiliki luka batin yg akhirnya menyebabkan kami sering berbeda pendapat dan salah paham.
Pada hari pertama, jujur saja, saya sudah tak memiliki semangat sedikit pun untuk mengikuti retret. Saya pikir, untuk apa, apa tujuan saya mengikuti retret ini? Sejak awal tahun lalu, saya benar-benar mencari seorang sosok Yesus dlm hidup saya. Dalam batin, saya ingin sekali untuk bertemu Yesus, berbicara dgn Yesus secara pribadi. Saya ingin merasakan bagaimana rasanya berada dlm pelukan Yesus. Sekitar awal tahun 2007 lalu, saya mengikuti adorasi yg diadakan oleh Romo Yohanes Indrakusuma, O.Charm, di Hotel Mulia Jakarta. Hingga sampai adorasi itu selesai, saya seperti sama sekali tak mendapatkan apa-apa. Saya sama sekali tak merasakan adanya hadirat Tuhan saat itu. Kecewa, pasti. Tapi saya tak lantas berhenti untuk terus mencari Tuhan.
Retret sekolah pd Agustus 2007 ternyata sama saja. Tidak ada yg berubah. Saya tetap menjadi saya biasanya. Oktober 2007, saya mengikuti acara KRK Imago Dei. Dan lagi-lagi, Tuhan sama sekali seperti tak memberikan apapun kepada saya. Jujur saja, saat itu saya menjadi sangat kecewa terhadap Tuhan dan bersumpah untuk tak lagi mencari Tuhan dlm hidup saya. Semalam-malaman itu saya terus menangis. Ke mana Tuhan yg selama ni saya damba-dambakan untuk membuktikan bahwa Ia sungguh ada dan hadir dlm hidup saya?
Sejak saat itu, akhirnya saya hanya berdoa biasa saja (tidak khusyuk). Saya pikir, untuk apa saya berdoa dgn keras, sementara itu Tuhan tidak pernah menunjukkan bahwa diri-Nya benar-benar ada bagi saya? Toh, sepertinya Tuhan jg tak akan membiarkan diri-Nya untuk datang kepada saya secara khusus dan berbicara layaknya ayah dan anak. Tapi entah bagaimana, sejak bulan lalu, selalu ada suara hati saya yg meyakinkan saya bahwa saya harus mengikuti retret ini. Saya tak tahu bagaimana hal ni dpt terjadi, tapi ternyata sampailah saya pd acara tersebut!

Hari pertama Bosan, iya. Tidak punya teman, iya. Bingung, pasti! Saya merasa retret ni hanya akan membuang waktu saya. ”Tidak ada yg akan saya dpt dari sini”, kata saya membatin. Malam itu, diadakan sebuah misa pembukaan retret. Pada saat itu, saya berdoa, ”Tuhan, tunjukkan bahwa Engkau sungguh ada. Buktikan bahwa retret ni sungguh mendatangkan sesuatu untuk Grace, Tuhan. Tapi kalau sampai retret ni selesai dan Grace tak merasakan apapun, maaf Tuhan, Grace akan meninggalkan Tuhan.” Setelah berkata demikian, tiba-tiba dlm bayangan saya, saya melihat Tuhan Yesus menangis dan berkata, ”Grace, Tuhan sayang sama Grace tanpa syarat.” Jujur, waktu itu hati saya langsung hancur dan saya langsung menangis mendengar perkataan Tuhan yg begitu singkat tapi mendalam. Tapi saya tak berani berkata macam-macam kepada Tuhan, saya hanya berkata, ”Baik, Tuhan. Tolong buktikan saja.”. ”Iya, Grace. Tapi tolong buka hati Grace benar-benar buat Tuhan selama 6 hari ini.”, jawab Tuhan lagi.
Hari itu juga, tiba-tiba saya dipilih untuk menjadi ketua kelompok retret, dgn anggota sekitar 20 orang. Saya tak mengerti apa rencana Tuhan. Ini adalah pertama kalinya saya mengikuti retret penyembuhan luka batin seperti ini, dan saya masih belum mengetahui apa-apa. Tapi sesuai janji saya kepada Tuhan, saya kemudian menganggap bahwa ni adalah bagian dari rencana Tuhan.

Hari kedua Saya mengikuti acara adorasi. Saya benar-benar membuka diri sepenuhnya untuk Tuhan. Saya bernyanyi dgn hati, saya berdoa khusyuk. Saya benar-benar membuka hati untuk Tuhan, tanpa memikirkan apa yg akan Tuhan beri bagi saya selama 6 hari itu. Setelah mendengar para frater dan suster berkata-kata dlm bahasa roh, dlm keadaan duduk bersila, tiba-tiba seluruh badan saya keram. Saat itu, saya benar-benar merasa yakin, bahwa Roh Kudus sungguh sedang menguasai tubuh saya. Tak lama kemudian, seorang Pastor mendatangi saya dgn membawa monstran, tempat tubuh Yesus (hosti) disimpan. “Tuhan Yesus ingin menyapamu. Apakah kamu dpt berdiri?”, tanyanya. Tubuh saya sungguh lemah, tapi demi menjawab sapaan Tuhan Yesus, saya berusaha sekuat tenaga untuk bangkit berdiri. “Ya, saya mau, Romo. Tapi tolong bantu saya berdiri.” Tidak sampai 1 menit kemudian, tubuh saya langsung terhempas lagi ke belakang, terbaring dan mulai kaku pd seluruh tubuh. Frater itu pun kemudian berjalan meninggalkan saya menuju peserta lain.
“Yesus, Yesus, Yesus...”, saya terus membatin seperti itu dlm hati saya. Tapi yg keluar dari mulut saya hanyalah kata-kata, “Sess…sesss..sesss..”. Itu adalah pertama kalinya saya mendapat karunia bahasa Roh. Saya tak dpt mengucapkan kata-kata secara ’indonesiawi’. Semua kata yg keluar seperti sudah ada translator-nya.
Dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba lengan saya terangkat sendiri oleh tangan kuat yg kemudian menopang pinggang kiri saya juga. ”Grace, Tuhan akan menjelaskan semuanya.”, ada suara Tuhan Yesus yg dgn sangat jelas terdengar pd telinga saya. Kemudian, Tuhan Yesus menjelaskan kepada saya mengenai segala hal yg terjadi dlm hidup saya, tentang apa maksud Tuhan untuk tak mengangkat habis seluruh luka batin saya, tentang tiap masalah yg saya miliki, dan yg terpenting tentang mengapa baru saat ini, di saat saya tak terlalu mengharapkan adanya pelukan Tuhan, Ia malah baru datang dan menyapa saya.
Kata Tuhan demikian, ”Grace tahu, semua sudah Tuhan atur. Ini adalah saat yg tepat bagi Tuhan untuk memeluk dan menggendong Grace.”. Seluruh tubuh saya sungguh kaku, tak mampu bergerak. Bukan lemas, bukan lemah, tapi kaku! Tangan-tangan dan kaki kiri saya terjulur ke atas, kaki kiri saya keram hebat, dan semua jari-jari saya saling menyimpul tak beraturan dan tak dpt digerakkan sama sekali, meskipun dibantu dgn bantuan orang lain. Semakin saya berusaha berteriak nama Yesus, semakin tubuh saya merasa sakit dan kaku. Tapi saat itu saya sungguh merasa yakin, bahwa itu adalah kuasa Tuhan yg menghampiri saya. Saya merasakan sungguh jari-jari Yesus, pelukan Yesus. Bahkan, saya merasakan bagaimana Yesus mulai menegakkan tubuh saya sendiri! Saya melihat dgn mata saya sendiri, bagaimana itu bentuk tangan Tuhan Yesus!
Tapi anehnya, dlm pertemuan saya dgn Tuhan itu, saya sama sekali tak dpt mengingat apa saja yg menjadi harapan duniawi saya. Sepintas, saya seperti dibawa Tuhan untuk melihat keadaan di dlm kapel tersebut. Saya melihat bahwa hampir semua orang di sana berdoa dgn khusyuk kepada Tuhan, memohon agar Tuhan menjawab doa-doa mereka.
Saya melihat, bahwa tiap-tiap dari diri mereka kemudian seperti membuat sebuah saluran (pipa) berwarna abu-abu. Pipa-pipa tersebut itu lalu membentuk piramid hingga ke puncak kapel (menuju hadirat Tuhan). Masing-masing peserta menyumbangkan ’pipa-pipa’ mereka. Akan tetapi ada jg beberapa peserta yg tak memiliki pipa yg dpt mencapai puncak kapel. Pada saat itu, satu hal yg saya lakukan adalah berdoa agar Tuhan membantu mereka untuk dpt memperpanjang pipa-pipa mereka hingga dpt mencapai langit-langit kapel itu juga.
Saya bukanlah orang yg sering mendoakan orang lain. Tapi pd saat itu, saya terus-menerus hanya dpt mendoakan orang-orang lain, baik yg saya kenal maupun yg tak saya kenal sekali pun. Saya mendoakan agar Tuhan menurunkan berkat-Nya secara lebih lagi kepada tiap-tiap dari mereka.
Setelah sekitar 1 jam setelah itu, saya meminta Tuhan untuk benar-benar menggendong saya yg sedang terbaring di lantai. Dengan lembut Tuhan menyelipkan tangan-tanganNya pd pinggang saya. Pinggang kiri saya mulai terangkat. Tapi kemudian tiba-tiba saya merasa bahwa saya terlalu naif untuk mengakui bahwa Tuhan memang sungguh mencintai saya. Saya meminta Tuhan menggendong saya semata-mata hanya karena saya ingin Tuhan menunjukkan kasih-Nya terhadap saya.
Setelah acara adorasi selesai, saya masih dlm keadaan membujur kaku di atas lantai. Saya sungguh takut. Saya ingin membuka mata, tapi bahkan untuk melakukan hal itu saja saya tak mampu! Beberapa suster dan teman akhirnya mulai mendoakan saya dan berusaha menggerak-gerakkan tubuh saya. Tapi percuma, tubuh saya begitu kaku. Akhirnya, tubuh saya diangkat menggunakan tandu.

Hari ketiga Sampai pukul 02.00 dini hari, sikut tangan saya masih kaku (900). Pukul 05.00, seluruh badan saya mulai dpt digerakkan kecuali kedua telapak tangan. Pukul 11.00, sikut saya sudah membaik, tapi paha kanan saya malah tak dpt bergerak. Pukul 15.00, seluruh kaki kanan tak dpt bergerak. Malam itu (3 Juli 2008), diadakan pencurahan roh kudus. Setelah didoakan oleh seorang suster, tiba-tiba perut saya merasa sangat amat sakit. Menjalar dari perut bagian kiri hingga ke perut bagian kanan, kemudian menuju ke bagian tulang punggung. Rasanya seperti semua badan sudah mau rontok! Ditambah lagi tiba-tiba kedua kaki saya kembali kaku. Akhirnya, untuk kedua kalinya, kaki saya tak dpt bergerak. Kali ini, saya benar-benar tak bisa berjalan.

Hari keempat Hingga keesokan harinya, saya masih tak dpt berjalan. Saya harus dibantu oleh orang lain untuk dpt berjalan (dibopoh). Saya berlatih berjalan sejak pukul 09.00-15.00. Setelah itu, saya terus-menerus dibantu oleh orang lain untuk mengikuti sesi-sesi selanjutnya. Malam itu, diadakan acara Perayaan Bunda Maria. Karena jaraknya cukup jauh, akhirnya saya dibawa menggunakan mobil untuk mencapai bangunan gereja. Saya terus-menerus berdoa supaya kaki saya segera dpt kembali berjalan.

Hari kelima Saya bangun lebih awal dari teman-teman yg lain, untuk berlatih berjalan (sebelum doa rosario tadi malam, ada seorang ibu yg menawarkan terapi jalan dgn menggunakan embun kepada saya). Tapi, seketika itu juga, tanpa saya sadari, ternyata saya sudah dpt mengontrol kedua kaki saya lagi! Saya langsung bangkit dari tempat tidur, dan dgn langkah kaki yg masih sedikit goyah, saya langsung kembali berjalan!
Hampir semua orang tak mempercayai akan hal itu. Enam ratus peserta retret, dan saya adalah satu-satunya orang yg benar-benar merasakan betapa Tuhan Yesus memeluk saya dgn begitu erat. Sampai saat ini, saya masih sangat jelas mengingat bagaimana bentuk lekuk tangan Tuhan. Tangan-Nya begitu kuat, besar, begitu mampu menopang segala masalah dan rintangan dlm hidup kita.
Satu hal yg menjadi acuan bagi saya adalah, bahwa Tuhan sungguh-sungguh menyediakan hal terbaik dlm hidup kita. Begitu begitu banyak kekecewaan dan kesakitan, kesedihan yg kita alami dan rasakan dlm hidup. Ketika kita berteriak, ”Di mana, Tuhan? Di mana, Tuhan?”, mungkin rasanya dlm menunggu jamahan Tuhan adalah sesuatu yg begitu lama dan melelahkan. Tapi, ketika saat itu datang, saat yg sangat kita nanti-nantikan tiba, ketika akhirnya Tuhan menjelaskan segala hal yg terjadi dlm hidup kita, percayalah pd saya, Anda tak akan dpt melakukan apa pun kecuali mensyukuri tiap berkat Tuhan dlm hidup Anda!
Sewaktu saya terbujur kaku di hari kedua, Tuhan menunjukkan kepada saya 3 lingkaran besar yg menjadi bagian dlm hidup saya. Lingkaran pertama, Tuhan menjelaskan tiap masalah yg saya alami. Lingkaran kedua, mengenai semua kekecewaan yg ada pd hati saya. Dan lingkaran ketiga, mengenai betapa besar kerinduan saya akan kehadiran Tuhan atas saya. Dan Tuhan menjelaskan itu satu per satu! Tuhan mampu menjelaskan semua itu!
Tuhan memperlihatkan kepada saya, seluruh yg terjadi pd saya sejak saya masih dlm kandungan! Tuhan memperlihatkan bagaimana ibu saya merasa sedih karena sikap ayah saya yg kasar ketika saya masih dlm kandungan, Tuhan menunjukkan bagaimana saya dpt lahir, bagaimana saya bertumbuh, terlebih bagaimana Tuhan mencurahkan seluruh berkat dan rahmat-Nya lewat tiap masalah yg Tuhan izinkan masuk dlm hidup saya! Tuhan seperti menunjukkan, ”Gini loh, grace, kalau dlm masalah itu tak ada berkat Tuhan yg kamu terima!”. Tuhan menunjukkan bagaimana masalah itu dpt menjadi semakin rumit dan bagaimana masalah itu menjadi seperti yg saya telah alami di mana di dalamnya selalu ada berkat Tuhan, baik sekecil apa pun itu kuasa Tuhan yg kita rasakan.
Mungkin kita merasa, di mana sih yg namanya kuasa, berkat Tuhan ketika tiap masalah datang? Ketika kita sakit panas, pekerjaan kantor kita terbengkalai, dan sebagainya, syukurilah hal-hal positif yg masih Tuhan berikan. Bagaimana jika sakit panas itu kemudian mengakibatkan hal yg lebih buruk daripada itu, kematian misalnya? Bagaimana jika terbengkalainya pekerjaan kantor itu kemudian membuat kita kehilangan segala job kita? Semua pasti ada konsekuensinya, ada hal baik dan buruknya. Tapi Tuhan ternyata masih memberikan berkat-Nya kepada kita semua. Kita masih bisa bernafas bebas selagi ada orang-orang yg untuk bernafas saja harus membeli tabung oksigen. Kita masih bisa makan kenyang, di mana di belahan bumi lain masih banyak orang-orang kelaparan.
Mungkin sempat terlintas dlm benak kalian, apa yg saya minta pd Tuhan lewat perjumpaan singkat saya tersebut. Jawabannya adalah tak ada. Tidak ada. Mengapa? Ketika Anda dijelaskan dgn sangat mendetail oleh guru Anda mengenai perkalian dan pembagian, apakah Anda masih dpt menawar-nawar bahwa 4x4=7? Hal itulah yg terjadi pd saya. Seketika itu jg tak ada yg dpt saya proteskan pd Tuhan selain hanya bersyukur, bahwa saya masih memiliki Allah yg begitu luar biasa!
Jangan pernah mengharapkan bahwa masa depan Anda sepenuhnya berada dlm tangan Anda. Ketika saya berdoa, ”Tuhan, saya mau apa yg saya rencanakan, bahwa saya akan mendapat beasiswa S2, bahwa saya akan kuliah di Itali, dan sebagainya terjadi!”, Tuhan malah menjawab, ”Grace, Tuhan punya hal yg jauh lebih besar, jika Grace mau mengikuti rencana Tuhan.”
Apa yg bisa kita ambil dari sini? Hiduplah saat ni juga! Jangan mematok harga mati untuk masa depan Anda! Tuhan punya tawaran yg jauh lebih menggiurkan! Lewat tulisan ini, saya sungguh berharap, agar Anda semua, dpt terus berharap dlm menunggu pemenuhan janji-janji Tuhan dlm hidup Anda! Saya sudah menunggu 2 tahun untuk merasakan tangan kuat-Nya menggendong saya. Dan saya pun akan terus menerus menunggu Tuhan lagi untuk merasakan bagaimana Tuhan Yesus kembali memeluk saya lagi, sampai kapan pun itu!
Hidup Anda akan terus berubah. Dan Anda tak akan pernah dpt meramalkan apa yg akan terjadi selanjutnya. Tuhan Yesus sungguh mencintai satu per satu dari Anda, betapa pun kotornya Anda, betapa pun dosa yg pernah Anda perbuat. Tunggulah. Semua ada waktunya.
Tuhan memberkati.

Tambahan:
Berkat lain yg Tuhan berikan pd saya setelah retret ini, antara lain: 1. Tepat satu jam setelah acara celebration di malam terakhir, ada seorang ibu pembimbing Lampung yg meminta saya untuk memberi kesaksian di Lampung 2. Tanggal 7 Juli 2008, dari dlm diri saya seperti ada dorongan untuk menuliskan ini. Tanggal 8 Juli 2008, tiba-tiba ada seorang teman yg baru saya kenal kemudian secara tiba-tiba menceritakan masalahnya dgn Gerejanya. Dan menurutnya kesaksian saya ni sungguh menjadi motivasi baginya untuk kembali melayani Gerejanya 3. Saya mendapat kesempatan untuk menjadi Worship Leader di Persekutuan Doa Santa Ursula (PD diadakan tanggal 21 Juli 2008). Acara tersebut sukses dan membawa beberapa orang menjadi tertarik untuk ikut retret (termasuk Sr. Moekti Gondosasmito, OSU – kepala sekolah) 4. Tanggal 9 Juli 2008: a. Seorang guru tiba-tiba menelpon saya untuk memberi tanggung jawab penuh atas 2 (dua) buku biografi, salah satunya saya bekerja sama dgn Rm. Greg Soetomo, SJ (pemimpin redaksi Majalah Hidup) b. Sister Magazine meminta saya untuk bekerja di bidang humasnya dgn gaji 2 juta rupiah per bulan. Saya diminta hanya memberikan CV dan mereka jg memberi jaminan saya akan langsung diterima c. Jaya Suprana (pendiri MURI, musisi, termasuk orang terkaya di Indonesia) tiba-tiba menelepon saya dan meminta bantuan saya untuk bidang pelayanannya. Beliau jg mengatakan ingin membimbing dan mendukung kegiatan-kegiatan saya selama saya kuliah.

Jakarta, 7 Juli 2008Grace Silvanna Wiradjaja.KESAKSIAN HIDUP: Bertemu Tuhan Yesus Kesaksian Rahib Budha bertemu Yesus Kesaksian Sejak "Paul yang kembali hidup" mengalami kisah di atas dia tetap menjadi saksi yang setia kepada Tuhan Yesus ldquo Saat saya bertemu dengan Tuhan Yesus Blog ini untuk kalian yg ingin lebih mengetahui siapa Tuhan Yesus. kesaksian Dari kecil ia hidup Dalam artikel ini saya ingin membagikan kesaksian sang Kabayan bertemu Tuhan Yesus "Tuhan, sekarang saya hidup di dalam namaMu, Yesus Kristus.

0 Response to "KESAKSIAN HIDUP: BERTEMU TUHAN YESUS 57518"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *