kaemfret.blogspot.com - Kisah ni terjadi pd abad pertama hijriyah, di zaman tabi’in.
Wahai suamiku, adakah di Makkah ni laki-laki yg jika melihat wajah cantikku ni ia tak tergoda? tanya seorang istri kepada suaminya, sambil bercermin. Ia sangat mengagumi kecantikan yg terpantul di kaca itu.
Ada. Jawab sang suami.
Siapa? tanya istrinya.
Ubaid bin Umair. Jawab sang suami.
Sang istri diam sejenak. Ia merasa tertantang untk membuktikan bahwa kecantikannya akan mampu menggoda laki-laki itu.
Wahai suamiku, katanya merayu, Bolehkah aku membuktikan bahwa aku bisa membuat Ubaid bin Umair bertekut lutut di depanku?
Sang suami terkejut dgn permintaan ekstrem itu, tetapi ia sendiri jg merasa rencana istrinya itu akan menjadi sesuatu yg menarik, untk menguji keshalihan seorang ulama. Silahkan, aku mengijinkanmu.
Setelah merias diri sedemikian rupa, berangkatlah wanita itu mencari Ubaid bin Umair di Masjidil Haram.
Ubaid adlh seorang ulama yg lahir semasa Rasulullah saw masih hidup. Nama lengkapnya Ubaid bin Umair bin Qatadah Al Laitsi Al Junda’i Al Makki. Beliau wafat pd tahun 74 hijriyah.
Saat menjumpai Ubaid, wanita itu berpura-pura meminta nasehat. Ia beralasan kebutuhannya amat penting, dan memintanya pindah ke pojok masjid.
Sesampainya di sana, wanita itu membuka cadarnya dan tampaklah wajah cantiknya laksana bening rembulan.
Apa yg kau lakukan? kata Ubaid melihat kejanggalan wanita tersebut.
Sungguh, aku mencintaimu. Aku hanya ingin jawaban darimu, sergah wanita itu, terus berusaha menggoda Ubaid.
Sebentar, kata Ubaid. Kini nadanya mulai naik. Ada beberapa pertanyaan yg jika kau menjawabnya dgn jujur, maka aku akan menjawab pertanyaanmu tadi.
Baik, aku akan menjawabnya dgn jujur.
Pertama, seandainya Malaikat Maut datang menjemputmu saat ini, apakah engkau senang aku memenuhi ajakanmu?
Wanita itu tak menyangka akan mendapatkan pertanyaan yg langsung mengingatkannya dgn kematian. Kemudian menjawabnya Tidak.
Kedua, seandainya saat ni engkau berada di alam kubur dan sedang didudukkan oleh Malaikat Munkar dan Nakir untk ditanyai, apakah engkau senang aku penuhi ajakanmu?
Tidak. jawabnya.
Ketiga, seandainya saat ni semua manusia menerima catatan amalnya dan engkau tak tahu apakah kau akan mengambilnya dgn tangan kanan / tangan kiri, apakah engkau senang jika aku memenuhi ajakanmu?
Tidak.
Keempat, seandainya saat ni seluruh manusia digiring ke timbangan amal dan engkau tak tahu apakah timbangan amal kebaikanmu lebih berat / justru amal buruknya yg lebih berat, apakah engkau senang jika aku memenuhi ajakanmu?
Tidak.
Kelima, seandainya saat ni engkau berada di hadapan Allah untk dimintai pertanggungjawaban atas semua nikmatNya yg telah dianugerahkan kepadamu, masihkah tersisa rasa senang di hatimu jika aku memenuhi ajakanmu?
Demi Allah, tidak.
Kalau begitu wahai wanita, takutlah kepada Allah. Betapa Allah telah memberikan segalanya kepadamu.
Kini dia tak kuasa menahan air mata. Tadi dia datang ke Masjidil Haram berpura-pura mencari nasehat, kini ia benar-benar mendapatkan nasehat yg benar-benar menyentuhnya.
Sesampainya di rumah, sang suami terkejut melihatnya bersedih.
Apa yg terjadi wahai istriku? kata suaminya.
Kita ni termasuk orang yg celaka, jawab wanita itu, kemudian ia mengambil wudhu dan shalat. Hari-hari berikutnya, ia berubah drastis. Ia tak lagi membanggakan kecantikannya. Ia tak lagi suka berdandan di tiap malam. Ia berubah menjadi ahli shalat dan puasa.
Mudah-mudahan ni ada manfaatnya..
0 Response to "Wanita Cantik Yang Menggoda Ulama - Inspiratif"
Posting Komentar