7 PENGALAMAN UNIK DI RESTORAN NEGARA JEPANG 40314

kaemfret.blogspot.com - Meskipun para pengunjung yg datang ke Jepang secara rutin memberi pujian pd negara tersebut untk keramah-tamahan kelas dunia dan layanan pelanggan yg sangat baik, makan di berbagai restoran di Jepang bisa menjadi pengalaman yg membingungkan bagi wisatawan dan bahkan penduduknya. Bahkan para ekspatriat yg telah lama dan paling berpengalaman masih bisa tertegun oleh beberapa perilaku aneh berikut ini. Tentu saja, semuanya adlh relatif karena para turis Jepang di luar negeri mengeluh tentang hal sebaliknya.

Berikut adlh tujuh cara tentang kunjungan ke restoran Jepang yg mungkin akan mengejutkan Anda.

1. Berteriak untk mendapatkan perhatian pelayan


Hal yg paling mengejutkan untk dilihat di sebuah restoran di Jepang mungkin adlh teriakan “sumimasen” (bahasa Jepang untk “permisi”) di sekitar meja Anda. Tidak seperti di negara-negara Barat, para pelayan Jepang biasanya mengharapkan Anda untk memanggil mereka ketika Anda siap untk memesan. Hal ni cukup mengejutkan bagi para pengunjung yg pertama kali ke Jepang yg menganggap negara tersebut sopan dan jelas bukan tipe orang yg berteriak untk meminta bantuan. Meskipun ni adlh norma budaya, beberapa ekspatriat yg tinggal di Jepang mungkin masih merasa sulit untk mengumpulkan keberanian untk berteriak di tengah-tengah restoran.


2. Gelas kecil


Bahkan di hari-hari terpanas pd musim panas seperti neraka di Jepang, gelas air di sebuah restoran akan tetap berukuran kecil. Hal ni membuat orang asing yg haus merasa canggung karena harus terus-menerus meminta untk mengisi cangkir mereka yg berukuran mini. Hal ni mungkin membuat Anda bertanya-tanya bagaimana orang Jepang biasa mendapatkan cukup air untk melembabkan diri mereka sepanjang hari. Di sisi positifnya, hampir tiap restoran memberikan air tanpa Anda harus memintanya dan memesan makanan tanpa minuman sama sekali tak dianggap aneh.



3 . Model plastik dan menu penuh gambar


Satu hal tentang restoran Jepang yg banyak orang asing yg tak dpt berbicara bahasa Jepang sukai adlh menunya yg penuh dgn gambar dan model plastik dari makanan yg menghiasi jendela depannya. Mungkin terasa sedikit aneh untk melihat semua makanan kesukaan Anda ditampilkan dlm wadah kaca sebelum Anda berjalan masuk ke restoran, tapi ada sesuatu yg luar biasa tentang tak membayangkan seperti apa makanan Anda akan terlihat ketika memesan, dan mereka yg menghabiskan waktu yg lama di Jepang sering melewatkan ni ketika mereka kembali ke negara mereka sendiri.

Bagi turis asing yg telah memiliki hari yg berat bertamasya di antara rambu-rambu dan jadwal transportasi yg tak terbaca, duduk di sebuah restoran dan melihat menu penuh gambar makanan bagi Anda untk dipesan terasa seperti surga. Ini adlh salah satu hal yg turis Jepang sering lewatkan saat di luar negeri: kemampuan untk melihat makanan Anda sebelum Anda memesannya daripada hanya mengarungi menu berisi teks dan berharap bahwa hidangan yg Anda pesan adlh seperti yg Anda bayangkan.

4 . Menggunakan sumpit Anda sendiri untk mendapatkan makanan dari piring bersama


Ada banyak makanan Jepang, seperti yakiniku / sukiyaki, di mana hal ni sangat umum bagi beberapa orang untk makan dari piring saji yg sama. Dan ketika keluar untk makan dgn teman-teman dekat / keluarga, sudah menjadi hal yg biasa untk memesan hidangan besar dan berbagi antara pesta makan malam. Tapi hal itu bisa terasa agak jorok bagi orang asing ketika orang-orang menggunakan sumpit mereka sendiri untk mendapatkan makanan dari piring bersama, bahkan jika mereka melakukan upaya untk menggunakan sisi lain dari sumpitnya.

Biasanya di restoran Barat perkakas yg terpisah akan disediakan untk mengeluarkan makanan ke piring yg lebih kecil, tetapi dlm situasi yg lebih intim di Jepang, orang-orang tampaknya lebih memilih hanya menggunakan sumpit mereka sendiri. Dan meskipun banyak orang asing datang ke Jepang mengetahui bahwa hal itu dianggap sopan untk memutar sumpit seseorang dan mengambil makanan dari piring bersama menggunakan ujung-ujungnya, hampir tak ada yg pernah melakukan hal ini, jadi ikuti saja arusnya dan lakukan apa yg orang lain lakukan.

5. Berdebat tentang siapa yg membayar tagihan


Seperti Jepang menempatkan pentingnya pd hirarki dan tatanan sosial, sudah menjadi hal yg biasa bagi seseorang yg membayar tagihan yg mempermasalahkannya. Anda melihat hal ni di negara-negara seperti Amerika, tapi ni bukan benar-benar permainan kekuatan yg muncul di akhir waktu menyantap makanan di Jepang. Jadi, pastikan Anda mengucapkan terima kasih dan mengenali siapa pun yg membayar tagihan Anda. Cukup kalimat “gochisosama deshita” yg diperlukan saat berterima kasih kepada orang yg membayar tagihan.



6. Meninggalkan tips? Bersiaplah untk dikejar


Meskipun ada banyak negara yg membayar pekerja industri layanan mereka secara memadai dan tak memiliki praktek membayar tip tambahan di atas tagihan, memberi tip di sebuah restoran Jepang dpt membuat kebingungan. Ada beberapa situasi di Jepang di mana membayar tip dpt membuat pelayan Anda mungkin akan berpikir bahwa Anda lupa meletakkan uang Anda dan mengejar Anda untk memastikan Anda tak meninggalkannya. Jika Anda menjelaskan bahwa Anda ingin meninggalkan beberapa Yen untk mengucapkan terima kasih hanya akan membuat Anda terlihat bingung. Lihat jumlah yg tertulis di tagihan? Itulah yg Anda harus bayar. Nah, bukankah itu menyenangkan dan mudah?

7. Lama menunggu bagi beberapa orang, tak perlu menunggu bagi orang lain


Karena banyak industri jasa di Jepang didedikasikan untk memberikan Anda layanan terbaik secepat mungkin, banyak kalanya berbagai restoran akan membawa makanan Anda segera setelah matang. Ini mungkin terdengar hebat, tapi karena banyak koki Barat membanggakan diri pd jarak antara pesanan makanan untk memastikan seluruh meja dpt makan dlm waktu sekaligus, orang-orang asing mungkin merasa aneh saat beberapa orang menunggu makanan sementara orang lain sedang makan.

Demikian pula, seseorang yg selesai makan lebih awal jg akan menemukan piring mereka dibersihkan oleh staf restoran jauh sebelum orang lain selesai makan. Sementara bagi banyak orang non-Jepang hal ni agak tak menyenangkan, karena membuat seseorang yg makan lebih cepat merasa seperti seorang pelahap dan orang yg makan lebih lambat merasakan tekanan untk menyelesaikannya, di Jepang itu tak benar-benar dianggap sebagai masalah.

Posted by Tutik W