This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Bermesraan di Bulan Ramadhan Batalkah Puasanya - SHALAT

Bermesraan di Bulan Ramadhan Batalkah Puasanya
kaemfret.blogspot.com - Seorang suami yg mencium dan bercumbu dgn istrinya di bulan Ramadhan tapi keduanya masih ingat bila sampai terjadi jima' akan membatalkan puasa dan diwajibkan membayar kafarrah dia berhenti di tenggah percumbuhan sambil termenung. Sang istri bertanya apakah puasa kita batal, jawab suami aku lagi mengingat hadis Rasulullah.

هَشَشْتُ يَوْمًا فَقَبَّلْتُ وَأَنَا صَائِمٌ، فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ: صَنَعْتُ الْيَوْمَ أَمْرًا عَظِيمًا، قَبَّلْتُ وَأَنَا صَائِمٌ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَرَأَيْتَ لَوْ تَمَضْمَضْتَ بِمَاءٍ وَأَنْتَ صَائِمٌ؟ قُلْتُ: لَا بَأْسَ بِذَلِكَ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَفِيمَ؟
Suatu hari, syahwatku naik hingga aku mencium istri, padahal aku sedang puasa. Akupun mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku katakan: ‘Hari ni aku melakukan perkara besar. Aku mencium istriku padahal aku sedang puasa.’ Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Apa pendapatmu jika kamu berkumur dgn menggunakan air ketika kamu sedang puasa?’ ‘Boleh saja, tak masalah.’ Jawab Umar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menimpali, ‘Lalu mengapa bingung?’ (HR. Ahmad 138, Ibnu Khuzaimah 1999, dan sanadnya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth).

Kemudian An-Nawawi melanjutkan tentang kasus orang yg bercumbu,
Apabila ada seorang suami mencium / mencumbu selain hubungan badan, / suami menyentuh kulit istrinya dgn tangannya / lainnya, jika sampai keluar mani maka puasanya batal, dan jika tak maka tak batal, sebagaimana yg disebutkan penulis Muhaddzab. Sementara itu, penulis kitab Al-Hawi dan yg lainnya, menukil adanya kesepakatan ulama bahwa orang yg mencumbu istrinya tanpa melakukan hubungan badan, puasanya bisa menjadi batal jika keluar mani.

Yang menjadi dalil, jika bercumbu tak membatalkan puasa jika tak keluar mani adlh hadis-hadis shahih yg masyhur, diantaranya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mencium istrinya ketika beliau sedang puasa.

Rincian Dari Orang Yang bercumbu

Keterangan yg sama jg disampaikan Ibnu Qudamah (madzhab hambali) . Beliau memberikan rincian bahwa keadaan orang yg mencium istrinya tak lepas dari 3 hal,

أحدها ، أن لا ينزل ، فلا يفسد صومه بذلك ، لا نعلم فيه خلافا ; لما روت عائشة ، أن النبي صلى الله عليه وسلم { كان يقبل وهو صائم ، وكان أملككم لإربه } ، رواه البخاري ، ومسلم
•Pertama, tak keluar mani. Puasanya tak batal, dan kami tak mengetahui adanya perselisihan ulama dlm masalah ini. Dalilnya berdasarkan hadis A’isyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mencium istrinya ketika beliau sedang puasa. Dan beliau adlh orang yg paling bisa menahan gejolak syahwat. Riwayat Bukhari dan Muslim.

الحال الثاني ، أن يمني فيفطر بغير خلاف نعلمه ; لما ذكرناه من إيماء الخبرين ، ولأنه إنزال بمباشرة ، فأشبه الإنزال بالجماع دون الفرج
• Kedua, bercumbu hingga keluar mani, puasanya batal, tanpa ada perselisihan ulama sejauh pengetahuan kami. Berdasarkan hadis dari A’isyah dan dari Umar. Disamping itu, perbuatan ni adlh mengeluarkan mani dgn bercumbu, statusnya sama dgn mengeluarkan mani karena jimak di selain kemaluan.

الحال الثالث، أن يمذي فيفطر عند إمامنا ومالك. وقال أبو حنيفة، والشافعي: لا يفطر. وروي ذلك عن الحسن، والشعبي، والأوزاعي، لأنه خارج لا يوجب الغسل
• Ketiga, bercumbu dan keluar madzi. Menurut imam kami( Imam Ahmad) dan Imam Malik, keadaan ni membatalkan puasa. Sementara Imam Abu Hanifah dan Imam As-Syafii berpendapat, puasa tak batal. Pendapat kedua ni diriwayatkan dari Hasan Al-bashri, As-Sya’bi, dan Al-Auza’i. Karena madzi ketika keluar, tak menyebabkan wajibnya mandi.
Peringatan Untuk Tidak Memunculkan Gejolak Syahwat Ketika Puasa

Nasihat Ibnu Qudamah dari Rincian Diatas
Setelah kita memahami hal ini, sama orang yg mencium istrinya,
Jika tipe orang yg syahwatnya besar, di mana dia sangat menyadari ketika bercumbu akan keluar mani, maka tak halal (haram) baginya untk mencium istri. Karena perbuatan semacam ni bisa membatalkan puasanya, sehhingga diharamkan, sebagaimana makan.
Dan jika dia memiliki syahwat, tapi dia tak memiliki dugaan akan keluar mani, makruh baginya untk mencium. Karena tindakannya bisa merusak puasanya, sementara dia tak bisa menjamin puasanya akan aman. (Al-Mughni, 3/127).

Puasa Batal dan Tetap Wajib Menghindari Makan Minum Sampai Maghrib

Dari keterangan di atas, kita mendapat kesimpulan bahwa orang yg mencumbu istrinya hingga keluar mani, puasanya batal. jika dia melakukannya di pagi hari, apakah dia tetap melanjukan puasanya - tak makan, minum ataukah dia boleh sarapan, karena puasanya batal?

Dalam kitab Al-Fiqh ‘ala Al-Madzahib Al-Arba’ah (Fikih empat Madzhab) dinyatakkan
Orang yg membatalkan puasa ketika menjalankan puasa wajib ramadhan, dia wajib menahan diri dari makan dan minum di sisa harinya (sampai maghrib), sebagai bentuk pengagungan terhadap kemuliaan bulan ramadhan. Karena itu, ketika ada orang yg bercumbu dgn istrinya / memeluknya / menciumnya / semacamnya, hingga keluar mani maka puasanya batal dan dlm keadaan ini, dia wajib tak makan, tak minum di sisa harinya, dan tak boleh berbuka (hingga maghrib). (Al-Fiqh ‘ala Al-Madzahib Al-Arba’ah, 1/909).

Qadha Dan Kaffarah

Pendapat yg kuat, hukuman kaffarah bagi orang yg membatalkan puasa, hanya berlaku untk orang yg melakukan hubungan badan di siang hari ramadhan. Orang yg keluar mani selain karena hubungan badan, puasanya batal tapi dia wajib bayar kaffarah.

Ibnu Qudamah mengatakan,

Orang yg makan, / minum, ... / mencium hingga keluar mani / madzi, / melihat aurat berulang-ulang hingga keluar mani, dan semua itu dilakukan secara sengaja, dan tak lupa sedang puasa, maka dia wajib qadha, tapi tak perlu bayar kaffarah. Jika puasanya,
Wallahu a’lam

[Al-Majmu’ Syarh Muhadzab, 6/321 - 322].
إذا قبل أو باشر فيما دون الفرج بذكره أو لمس بشرة امرأة بيده أو غيرها ، فإن أنزل المني بطل صومه وإلا فلا ، لما ذكره المصنف ، ونقل صاحب الحاوي وغيره الإجماع على بطلان صوم من قبل أو باشر دون الفرج فأنزل

ويستدل أيضا لعدم الفطر إذا لم ينزل بالأحاديث الصحيحة المشهورة { أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يقبل وهو صائم }
(Al-Mughni, 3/119).
ومن أكل أو شرب ، ... ، أو قبل فأمنى ، أو أمذى ، أو كرر النظر فأنزل ، أي ذلك فعل عامدا ، وهو ذاكر لصومه ، فعليه القضاء بلا كفارة ، إذا كان صوما واجبا
(Hasiyah albajuri 1/292)
وحرم نحو لمس كقبلة إن حرك شهوة لخوف الإنزال ،وإلّا فتركه أولى إذ يسن للصائم ترك الشهوات ، وإنما لم يحرم لضعف احتمال أداءه إلى الإنزال
(Al-Fiqh ‘ala Al-Madzahib Al-Arba’ah, 1/909)
من فسد صومه في أداء رمضان وجب عليه الإمساك بقية اليوم تعظيما لحرمة الشهر فإذا داعب شخص زوجه أو عانقها أو قبلها أو نحو ذلك فأمنى فسد صومه وفي هذه الحالة يجب عليه الإمساك بقية اليوم ولا يجوز له الفطر (Al-Mughni, 3/127).
إذا ثبت هذا، فإن المقبل إذا كان ذا شهوة مفرطة، بحيث يغلب على ظنه أنه إذا قبل أنزل، لم تحل له القبلة؛ لأنها مفسدة لصومه، فحرمت، كالأكل. وإن كان ذا شهوة، لكنه لا يغلب على ظنه ذلك، كره له التقبيل؛ لأنه يعرض صومه للفطر، ولا يأمن عليه الفساد

other source : http://docstoc.com, http://hipwee.com, http://al-chikam.blogspot.com

0 Response to "Bermesraan di Bulan Ramadhan Batalkah Puasanya - SHALAT"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *