This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

[Dunia Wanita] Renungan Idul Adha: Korban Itu Pengabdian Kepada Tuhan

kaemfret.blogspot.com - D. Zawawi Imron

Renungan Idul Adha: Korban Itu Pengabdian Kepada Tuhan
D. Zawawi Imron saat melukis
Ketika Allah memerintahkan Ibrahim untk menyembelih puteranya, sebagai ujian kepatuhan, Ibrahim berhasil mengalahkan ego-nya, ia utamakan perintah Tuhan, karena ajaran Tuhan lebih utama dari pd kepentingan pribadi. Ia lalu menyembelih puteranya sebagai bukti ia telah menyembelih kepentingan egonya sendiri.

Ketika penyembelihan itu di laksanakan, ternyata yg terpotong adlh leher seekor domba yg dikirim Tuhan melalui tangan malaikat. Sang putera yg masih remaja tetap utuh berdiri di sampingnya dgn senyum yg lebih indah dari mekarnya mawar yg dibasahi embun pagi.

Domba yg dipotong Ibrahim itu, dagingnya dibagi-bagikan kepada kaum miskin. Domba itulah yg sampai sekarang disebut qurban / korban. Korban kemudian menjadi syariat yg dilaksanakan pd tiap hariraya Idul-adha, yaitu dgn menyembelih kambing, sapi / unta, yg dagingnya dipersembahkan kepada para tetangga, terutama kaum miskin yg sehari-harinya jarang bersantap makanan yg bergizi.

Substansi dari korban itu ialah pengabdian kepada Tuhan dgn mensejahterakan dan membahagiakan orang banyak. Tidak mustahil di Indonesia ini, tiap perbuatan mensejahterakan orang lain lalu disebut pengorbanan. Para pahlawan yg gugur untk kemerdekaan dianggap telah mengorbankan dirinya untk bangsa dan tanah air.

Orang kaya yg membangun panti asuhan disebut telah berkorban dgn harta kekayaannya untk masa depan anak yatim. Orang kaya yg dermawan, yg suka mengorbankan hartanya untk kepentingan orang banyak, tak akan pernah merasa memiliki harta, ia cukup merasa menjadi petugas yg membagi-bagikan harta Tuhan untk kebahagiaan umat manusia.

Dengan demikian ia telah memetik hikmah yg berupa spirit korban, yaitu semangat pengorbanan untk membuat semua orang bahagia dan sejahtera. Tindakan membahagiakan orang lain tentunya dimulai dgn menyembelih ego yg berupa kepentingan pribadi. Semangat seperti itu tentunya tak hanya pantas dimiliki para orang kaya, tetapi wajib dimiliki jg oleh para pemimpin, pejabat, wakil rakyat, bahkan oleh seluruh orang kebanyakan.

Jika pemimpin, pejabat, dan wakil rakyat tak bisa mengendalikan egonya, yg akan berkembang dlm dirinya tak lain berupa sifat egoisme yg tak pernah memberi tempat bagi kepentingan orang lain.

Akibatnya, mereka hanya akan senang berfoya-foya sendiri, dan sebagai akibatnya nasib rakyat akan terbengkalai. Yang terjadi kemudian bukan hanya munculnya jarak antara pemimpin dgn rakyat, lebih dari itu ketidakpedulian rakyat terhadap pemimpinnya. Jika terjadi demikian, bukan rakyat yg bersalah, karena yg memulai ketidakpedulian adlh para pemimpin sendiri.

Rakyat, kapan pun dan dimana pun selalu memerlukan kepedulian para pemimpin yg rela berkorban untk rakyat. Pemimpin yg demikian yg sangat dirindukan dan dicintai oleh rakyat. Pemimpin sejati seperti itu yg senyum dan lambaian tangannya bisa mnghapus duka dan resah di hati rakyat.

Spirit korban hanya akan lahir dari jiwa yg cerdas, jiwa yg mengembangkan cinta dan kasih sayang. Bahwa sakit seseorang adlh sakit kita semua, senyum seseorang adlh kebahagian kita semua. Kata Sutardji Calzoum Bachri dlm salah satu sajaknya: Yang terluka padamu berdarah padaku.

Kecerdasan yg berupa kasih sayang yg dimiliki para pahlawan, kemudian mekar menjadi semangat berkorban untk bangsa dan tanah air. Karena pahlawan peduli bangsa, maka bangsa pun akan peduli, hormat dan cinta kepadanya, meskipun mereka telah mati. Doa untk para pahlawan merupakan wujud cinta sejati dari hati yg merasa berhutang budi kepada pahlawannya. (mak)

other source : http://youtube.com, http://maduraaktual.blogspot.com, http://viva.co.id

0 Response to "[Dunia Wanita] Renungan Idul Adha: Korban Itu Pengabdian Kepada Tuhan"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *