Di sebuah ruangan pengadilan, pengacara wania sedang berbicara membela kliennya di depan hakim. “Apakah ilegal bagi seorang wanita single untk memiliki bayi? Apakah itu sebuah kejahatan? penggugat bukanlah siapa-siapa kecuali seorang pegawai yg setia. Dan hanya karena alasan memiliki bayi, perusahaan memecatnya. Menurut ayat salah satu pasal 23... Terdakwa tak dpt memecat seorang karyawan tanpa alasan yg sah.Oleh karena itu, penggugat dipecat karena satu alasan menjadi seorang ibu tunggal.” ucap si pengacara pengugat. Kang Chul yg ada diruang sidang menutup matanya sejenak hanya mendengarkan ucapan si pengacara didepannya dgn samar-samar. “Dan itu berat sebelah saat itu, Sebuah metode kejam seperti ni adalah diskriminasi terang-terangan antara pria dan wanita. Menurut ayat salah satu pasal dua Ini benar-benar tak dpt diterima. Oleh karena itu, kami meminta penghentian penggugat dicabut.” ucap si pengacara Kang Chul sudah kembali membuka matanya, Hakim meminta terdakwa membuat pernyataannya sekarang. Kang Chul berdiri dari bangkunya lalu memperlihatkan pesonanya pd orang-orang yg datang pd persidangan lalu mengatakan dirinya ingin mengkonfirmasi beberapa fakta dari penggugat sebelum memulainya. “Penggugat, Ini adalah informasi milik anda, 'kan?” tanya Kang Chul memperlihatkan kertas ditangan kanannya, si pengugat membenarkan lalu Kang Chul mengangkat kertas lainnya pd tangan kiri lalu memperlihatkan pd orang-orang yg datang ke ruangan sidang. “Dibandingkan dgn karyawan lain, anda menandai kalau anda tak memilki anak. Apa anda tahu kalau ni adalah informasi palsu?” ucap Kang Chul membandingkan keduanya. Pengacara pengugat mengatakan ia keberatan, Hakim menyuruh pengacara melanjutkan. “Kebanyakan perusahaan tak mengizinkan untk memasukkan hubungan orang tua dan anak. Jika anda memeriksa kotak single Ini adalah kesalahan sistem karena tak spesifik pd keberadaan anak-anak.” jelas pengacara pengugat membela “Saya tak yakin dgn hal itu. Ini bisa dikoreksi jika HRD diberitahu segera. Masalah bukan pd sistemnya, tapi pd moral konyol pengugat.” tegas Kang Chul pd Hakim
Pengacara pengungat kesal karena menyinggung perbuatan pengungat itu Konyol Lalu menyindir Kang Chul yg mengataakan semuanya itu masuk akal. Hakim meminta untk tenang sebentar, Kang Chul kembali pd pengugat dan pengacara sepert menahan amarahnya diruang sidang. “Penggugat, Ada saat dimana anda diperlakukan tak adil Karena anda seorang ibu tunggal, 'kan?” tanya Kang Chul Ya. Dia adalah manajer saya pd saat itu dan ia memaki-maki saya. dan Saya sangat marah, Ada sakit hati di antara kami... jadi kesepakatannya tak bisa dilakukan.” cerita si pengungat. “Tepatnya, apa yg dia katakan?” tanya Kang Chul “'Kau bahkan tak bisa menjaga dirimu sendiri.' 'Apa kau pikir bisa menangani pekerjaan macam ini?' 'Siapa yg ingin berurusan dgn wanita murahan sepertimu?'” jawab Si pengungat, Gong Mi yg duduk disana terlihat sedih mendengarnya. “Penggugat telah melimpahkan kerugian besar, Pada perusahaan karena masalah pribadi. Alasan ni saja sudah cukup untk memecatnya.” tegas Kang Chul pd Hakim. “Apa maksud anda alasan pribadi? Dialah orang yg menyerang dgn kalimat kasar terlebih dahulu!” teriak si pengunggat tak bisa menahan emosiya. “Meski begitu, tak mengubah fakta kalau perusahaan telah dirugikan atas tindakan anda. Seperti fakta CV yg mungkin telah anda buang. Jika anda telah mengisinya dgn benar, Anda harusnya bertanggung jawab atas apa yg telah anda perbuat.” tegas Kang Chul dgn wajah dinginnya. “Apa maksud anda?Anda ingin mengatakan kalau klienku tak hanya konyol, tapi jg bersalah?” ucap si pengacara berdiri karena kesal. “Secara logika, punya seorang bayi di luar nikah itu... tak normal.” tegas Kang Chul “Yang Mulia. Pengacara telah menyerang karakter pengugat dgn menggunakan logika sebagai alasan. Bagaimana itu bisa masuk akal? Sebagai pengacara, bagaimana bisa menggunakan logika sebagai bukti untk memberatkan seseorang? Itu bukanlah sebuah hukum!” ucap Si pengacara dgn nada tinggi. Kang Chul langsung menoleh dgn wajah sombong dan marah, ia membahas tentang si pengacara lawannya yg membahas tentang hukum. Ia berjalan mendekat sambil menunjuk logo dari hukum di dekatnya, lalu mencondongkan tubuhnya pd si pengacara. “Hukum adalah tentang menjaga ketertiban dgn tak adanya keadilan! Itu adalah landasan dasar dari Korea! Kencan, menikah, dan memiliki anak! Itulah sistem di negara kita.” tegas Kang Chul dgn mengebrak meja, yg membuat pengacara si pengungat duduk kembali.
“Dan dia mengabaikan sistem itu dgn memiliki anak di luar nikah.”ucap Kang Chul menunjuk si pengunga. “Jika Anda mematuhi hukum dgn benar, Maka jangan perlihatkan belas kasihan pd penggugat.” kata Kang Chul berdiri menghadap hakim dgn mengarahkan tangannya pd logo hukum. Ia berjalan kembali meja pengungat dgn mengebrak meja lalu mencondongkan tubuhnya, dgn mata melotot. “Orang-orang yg mengganggu sistem harus disingkirkan. Dengan cara itu Agar terpelihara, logika adalah pemahaman... Dan masyarakat tumbuh makmur, apa anda mengerti?” ucap Kang Chul dgn wajah sangat dekat pd si pengacara lawan sampai si pengacara harus memundurkan wajahnya yg ketakutan. Setelah berbicara si pengacara sempat mengumpat, Kang Chul itu bajingan gila. Gong Mi ikut kesal melihat Kang Chul yg terlihat angkuh dgn sikap bosnya itu. “Lalu anda ingin mengatakan... Saya harus mengikuti aturan masyarakat dan mengugurkan bayinya?” ucap Si pengugat “Kenapa? Anda bertanya hal itu padaku?” balas Kang Chul yg merasa tersindir dgn ucapan si pengugat.
Kang Chul dan Gong Min berjalan bersama ke depan lift. Gong Mi memuji Kang Chul yg melakukan dgn baik pd sidahng kali ni lalu bertanya bagiaman bisa bosnya itu begitu hebat dgn nada menyindir. Kang Chul dgn sombong mengatakan kalau ia tahu karena selalu seperti itu saja sidang. “Sekretaris Gong Mi, kau harus mengurangi berat badan. Aku sangat ingat CV-mu tertera berat badanmu 45 kg. Tapi sekarang... Beratmu sekitar 50.. sampai 51 kg.” ucap Kang Chul melihat tubuh Gong Mi dari atas sampai bawah. “Anda tahu ni adalah pelecehan seksual, 'kan? Hanya karena anda tahu hukum, tak memberi anda hak untk melecehkan saya seperti ini!” umpat Gong Mi “Itu bukan pelecehan seksual saat desainer meminta modelnya untk menurunkan berat badan.” tegas Kang Chul. Gong Mi heran dgn ucapan Kang Chul yg malah berhubungan dgn designer, terdengar bunyi lift yg datang, Kang Chul masuk lebih dulu lalu dgn membawa berkas yg banyak Gong Mi mengikutinya.
Di dlm lift Gong Mi langsung meminta penjelasan Kang Chul supaya ia bisa mengerti apa yg sedang dibicarakan. Kang Chul bertanya apakah tahu alasannya memperkerjaakan Gong Mi selama ini. “Bagaimana bisa saya tahu? Anda lebih paham, karena anda yg memilih saya. Mungkin karena saya sesorang yg penurut.” ungkap Gong Mi “Aku memilihmu karena kau cantik.” tegas Kang Chul yg membuat Gong Mi sedikit tersipu malu. “Aku tak butuh sekretaris yg kompeten dan pekerja keras, Karena aku yg mengerjakan semua pekerjaan. Sebagai gantinya... Aku perlu wajah yg enak dipandang, Dan seseorang yg bisa mengendalikan suasana. Seseorang yg muda dan cukup cantik. Cantik, tapi bukan kecantikan Gangnam.Itulah alasan aku mempekerjakanmu. Kau tak lagi cantik jika berat badanmu bertambah. Jadi, dietlah. Sebagai bosmu, ni adalah sebuah perintah.” tegas Kang Chul Lalu ia akan berjalan keluar lift, tapi kembali lalu meminta Gong Mi untk merawat wajahnya yg semakin terlihat biasa. Gong Mi mengumpat pd Kang Chul yg memang bener-benar bajingan.
Gong Mi yg masih marah memukul sepatu high heels beberapa kali dgn wajah kesal. “Aku akan mengoyakmu! Aku akan menjemurmu, menggilas dan melahapmu!” umpat Gong Mi berteriak penuh dendam sambil memukul sepatunya. “Bencilah orangnya, jangan pd sepatu, ok? Dan kau selalu memilih yg mahal.” ucap Ho Kyung menahan sepatu ditangan Gong Mi “Ho Kyung, apa yg harus kupelajari jika aku ingin mengambil ujian? Haruskah aku mempelajari semuanya?” tanya Gong Mi berubah dgn wajah serius. “Kenapa mendadak mau ikut ujian?” tanya Ho Kyung heran “Aku mau jadi pengacara! Bukan, seorang jaksa! Bukan, Seorang hakim! Aku akan menjadi itu dan menyerang si Gila demi kebaikan.” teriak Gong Mi penuh dendam “Tidak. Jangan lakukan. Pembalasan dendam itu milikku. Tak seorangpun bisa melakukannya. Akan kuberikan bajingan itu apa yg pantas ia dapatkan. Harus akulah yg melakukannya!” tegas Ho Kyung sambil memegang sepatu ditanganya. Gong Mi yg melhat Ho Kyung pergi bertanya mau kemana sekarang dia. Ho Kyung membalikan badannya dgn wajah mendeli tajam memberitahu dirinya itu supaya bisa menghancurkan musuhnya maka ia sudah menunggu hari ni sejak ia masih SMA.
Suasana di toko sepatu berubah dgn adanya turun salju. Ho Kyung sudah berubah mengunakan pakaian pendekar dgn samurai ditangannya. “Aku, Kang Ho Kyung, telah menunggu bajingan itu ribuan tahun. Dan aku akan membalaskan dendamku pd bajingan itu untk ribuan tahun!” teriak Ho Kyung penuh dendam. Sepatu yg tadi ada ditangannya jatuh, terdengar suara pria memanggil Ho Kyung. Suasana kembali ke tempat toko sepatu tapi kepala Ho Kyung sepert banyak kapas yg menempel dirambutnya, saat menengok keatas seorang pegawai sedang menghias pohon seperti ada salju yg menempel dgn kapas. “Maaf, tapi anda tak boleh melakukannya di sana.” tegur si pegawai.
Ho Kyung berdiri lagi disambil membawa sepatu ditangannya, ia merasa persiapan sempurna meminta Gong Mi tak perlu khawatir dan cemas karena ia yg akan meredakan kemarahannya hari ini. Gong Mi yg menahan rasa malunya melihat Ho Kyung dgn rambut terkena kapas berterimakasih pd temannya. “Tapi apa yg terjadi antara kau dan Si Gila Byun sewaktu SMA? bagaimana bisa kau mengenalnya?” tanya Gong Mi penasaran “Aku sekolah di SMA Mansae. Justru aneh kalau aku tak tahu soal si Angkuh menyebalkan itu. Dia adalah presiden kelas.” cerita Ho Kyung “Lalu, apa si Gila Byun jg mengenalmu?” tanya Gong Mi kembali. “Tentu... dia tak kenal aku. Aku menahan rasa sakit menggertakkan gigiku untk menunggu hari ini.” tegas Ho Kyung dgn gertakan giginya.
Flash Back Ho Goo tersenyum bahagia melihat papan pengumuman di depannya, Tae Hee terlihat sedih disampingnya. Ho Goo bertanya apakah peringkat Tae Hee turun drastis. Tae Hee menceritakan dirinya yg harus mengambil 3 kelas tambahan karena ayahnya ingin dirinya masuk wamil kalau tak masuk ke universitas Seoul padahal ia tak ingin buru-buru. Ho Goo berpesan supaya Tae Hee melakukan dgn baik-baik lain kali. “Bagaimana denganmu?” tanya Tae Hee penasaran “Aku... naik sedikit.” ucap Ho Goo dgn wajah sumringah “Serius? Banyak? Dimana? Kau dimana?” jerit Tae Hee tak sabaran Tae Hee mencari-cari deratan angka didepannya, Ho Goo menarik tangan Tae Hee ke peringkat 292 lalu turun ke angka 297, Tae Hee melonggo karena menurut Ho Goo itu adalah sebuah peningkatan. “Aku fokus pd bahasa saat ni dan langsung naik.” cerita Ho Goo bangga “Bahkan kita nilai kita digabungkan, kita tak bisa mengalahkannya.” keluh Tae Hee melihat ke peringkat pertama.
Sebuah mobil sedan berwarna hitam masuk ke dlm sekolah. Kang Chul masuk ke dlm mobil setelah sopirnya membuka pintu mobilnya. Tae Hee, Ho Goo dan salah temanya hanya menatap iri pd Kang Chul yg dijemput oleh mobil. “Meski dia adalah presiden sekolah. Menurutmu apa tak terlalu berlebihan punya seorang sopir?” komentar Tae Hee mupeng. “Tidak, sah-sah saja. Dia adalah Byun Kang Chul. Karena kau adalah murid pindahan, akan kujelaskan padamu. Helikopter bisa datang menjemputnya dan tak seorangpun berkata apa-apa bahkan kepala sekolah. ” ucap temannya disambut anggukan setuju dari Ho Goo Tae Hee bertanya pd Ho Goo apakah dia tak ingin pulang, Ho Goo mengatakan kalau ia akan menunggu adiknya lebih dulu, karena adiknya lupa membawa kunci jadi ia harus menunggu adiknya. Lalu Ho Goo menujuk orang yg datang itu ibunya, Tae Hee dan temannya melonggo melihat orang yg datang dari kejauhan itu adiknya. Ho Kyung dgn jaketnya yg di tutup sampai kepala mengunakan penuh wajah jg berjalan dgn santai memutar-mutar,tak terlihat seperti seorang wanita yg anggun.
Kang Chul yg ada didalam mobil tetap membaca bukunya, Sopirnya yg melihat wajah Kang Chul merasa anak majikannya itu sedang tak senang karena nilainya. Kang Chul membenarkan tanpa memalingkan wajahnya dari bukunya. “Ahhh...itu tak seperti kau bisa melakukannya dgn baik di tiap ujian. Berapa peringkatmu?” tanya Sopirnya “Ranking 10.” jawab Kang Chul singkat “Peringkat 10 di seluruh kelas? Kau bisa dibilang jenius! Aku tak berharap apapun jika anakku berada di posisi 100.” ungkap Sopirnya tersenyum “Bukan dlm kelas, tapi posisi 10 di seluruh negeri.” jelas Kang Chul yg mengangkat wajahnya. Sopirnya langsng terdiam kaget melihat ke arah spion depan, saat itu ia tak melihat ada Ho Kyung yg berjalan di depannya, mobilnya pun mengerem mendadak membuat Ho Kyung jatuh begitu saja. “Perhatikan jalanmu, bocah! Kau hampir kehilangan bolamu di sana! Perhatikan jalan!” umpat si sopir yg melihat Ho Kyung seperti pria. Ho Goo langsung berlari menghampirinya, Ho Kyung berteriak kesal karena sopir Kang Chul menganggap dirinya pria dan mengumpat kalau Sopirnya itu sepert sampah impor. Ho Goo berusaha menahannya tapi Ho Kyung malah mencengkram baju Ho Goo. “Mobil siapa itu, hah? Bajingan mana? katakan! Katakan!” teriak Ho Kyung sambil menguncang-guncangkan tubuh Ho Goo. Terdengar suara musik dari earphone yg dipakai oleh Ho kyung
Ho Kyung mendengarkan lagu yg saat ia masih SMA di kamarnya, kepalanya bergoyang-goyang mengikuti irama musik linkin park dikamarnya, terdenga bunyi pesan yg masuk ke dlm ponselnya. “Sabtu jam 6 di depan Hotel Hamilton di Itaewon. Bagaimana?” tulis Kang Chul yg mengatur kencan mereka. Ho Kyung langsung berteriak kegirangan karena Kang Chul yg lebih dulu yg menentukan tempat dan waktunya. Ia langsung menari-nari shuffle di dlm kamarnya dgn baju traningnya. *** Prof Mok sedang mengetik di dlm ruang kerjanya, beberapa buku tentang kondom dan jg kondom berserakan diatas mejanya dan jg terlihat gambar kondom dlm file yg ia ketik. Suaminya datang mengatakan dirinya lapar dan mengajak makan. Prof Mok membuka kacamtanya melihat suaminya yg datang lebih awal. Suaminya mengatakan kalau operasinya selesai dgn cepat dan mengatakan kembali kalau dirinya lapar. “Katanya kau akan terlambat hari ini. Jadi aku belum menyiapkan apapun.” ucap Prof Mok “Kalau begitu, cepatlah” perintah suaminya. “Baik, cuci tangan kalau begitu.” balas istrinya. Ayah Kang Chul bertanya ada banyak Kondom diruangan kerja istrinya, Prof Mok yg akan keluar dari ruangannya memberitahu kalau buku itu dibutuhkan untk tesisnya. “Subjeknya tentang persepsi manusia untk penggunaan kondom. Kami menemukan ada sedikit perbedaan dlm perilaku saat kondom ...” jelas Prof Mok yg langsung di potong oleh suaminya “Terserah, aku lapar.” ucap Ayah Kang Chul tak peduli. “Kalau kau membutuhkannya... ambilah beberapa.” kata Prof Mok “Untuk apa aku menggunakannya?” balas Ayah Kang Chul merasa tak perlu “Menurutmu? Kondom digunakan selama berhubungan seksual.” jelas Prof Mok “Tepat, kenapa aku memerlukannya?” tanya Ayah Kang Chul kembal. Prof Mok memilih untk pergi saja dari ruangan itu, Ayah Kang Chul bertanya mau kenapa istrinya itu pergi. Prof Mok langsung berteriak dgn geram kalau ia akan memasak.
Keduanya makan bersama di ruang makan. Ayah Kang Chul bertanya Kapan anaknya pergi kencan. Istrinya menjawab kalau mungkin akhir pekan ni lalu bertanya balik Kenapa suaminya itu bertanya, karena ia tahu suaminya itu tak pernah peduli kehidupan cinta anaknya. “Direktur Oh merayakan ulang tahun pertama cucunya pekan ini. Ini adalah cucu keduanya. Aku ingin punya cucu sendiri.” cerita Ayah Kang Chul “Sayang, kau tak suka anak-anak.” ucap istrinya “Aku benci perasaan itu. Kau tahu berapa banyak rekanku membawa cucu-cucu mereka? Aku merasa akulah satu-satunya yg tertinggal, itu menyebalkan.” ungkap Ayah Kang Chul dgn nada iri “Tunggulah sebentar lagi. Kita akan segera mendapatkannya.” balas Ibu Kang Chul dgn mata menerawang membayangkan Ho Kyung berhasil kencan dgn anaknya. “Apa saja yg dilakukan Kang Chul di usianya? Dia muda dan berada di masa jayanya. Dia harusnya menghamili beberapa wanita selama malam-malam panjang di tempat kerja.” ucap Ayah Kang Chul tanpa bersalah. “Sayang! Itu hal yg keji dan hina untk diucapkan!” teriak Prof Mo Ayah Kang Chul melihat istrinya yg marah mengatakan kalau ia hanya bercanda lalu meminta untk dibawakan beberapa buah.
Kang Chul duduk didalam ruangan menatap ponselnya dalam-dalam, ia berpikir siapa yan mengirimkan pesan tentang lahirnya keluarga baru padanya. Ia menaruh ponselnya menelp Gong Mi dgn wajah serius. “Nona In, aku ingin rekaman semua ID yg terdaftar sebagai 'X' di pesan ponselku.” perintah Kang Chul “Apa? Kenapa?” tanya Gong Mi terdengar heran “Ini untk bukti. Ini darurat, jadi semua bisa siap besok. Dan Juga... seorang teman yg datang mencariku... Aku butuh nomornya.” ucap Kang Chul “Teman anda? Teman apa?” tanya Gong Mi binggung “Dia datang mencariku terakhir kali... mantan pacarku.” jelas Kang Chul akhirnya mau mengakuinya.
Ho Goo duduk diatas ayunan dlm taman bermain, matanya melihat nama Do Hee dlm ponselnya. Pikirannya kembali pd saat bertemu dgn Do Hee terakhir kali. “Dan Juga... Jangan membayarku kembali. Karena aku tak mau menemuimu lagi.” ucap Ho Goo lalu pergi Ditangannya ia merasa ragu ingin menghapus nama Do Hee / tidak, seorang anak tak sengaja berlari lalu menyenggolnya sampai ponselnya jatuh. Seorang anak tertawa menunjuk ponsel Ho Goo yg jatuh. Ho Goo mengambil ponselnya yg terjatuh dan langsung berteriak histeris karena nama Do Hee benar-benar terhapus sekarang. “Tak apa. Bagaimanapun aku akan menghapusnya. Baguslah. Aku senang.” ucap Ho Goo sambil makan kue ikan yg sudah dibuang Do Hee. Sepasang anak kecil menghampirinya bertanya apa yg sedang di makan Ho Goo. Dengan wajah baik hatinya, Ho Goo membertahu kalu itu bungeoppang dan bertanya apakah mereka pertama kalinya melihatnya. “Aku lihat itu di toko buku. Orang memakannya pd jaman dulu.” ucap Si anak perempuan “Pada zaman dulu?” ucap Ho Goo binggung. “Paman, boleh kami mencobanya?” kata si anak laki-laki. Ho Goo pun membagikan pd dua anak dgn wajah tersenyum, beberapa anak langsung mengerubunginya meminta kue ikan yg menurutnya makanan zaman dulu. Ho Goo berusaha keluar dari kerumunan sambil menerima telp.
“Saya Kang Ho Goo, ahhh yahh, saya walinya Elize Do.” ucap Ho Goo menutup kebohongannya. “Saya suster yg ditugaskan sekarang dan Nona Elize sedang dlm keadaan kurang baik. Saya ingin tahu apakah anda akan datang malam ini?” tanya si suster “Saya rasa tak bisa melakukannya.” jawab Ho Goo “Benarkah? Tapi anda datang besok, 'kan?” tanya suster kembali “Tidak. Masalahnya... Saya rasa saya tak bisa pergi ke rumah sakit lagi.” jelas Ho Goo Suster akhirnya mengerti dan akan menutup ponselnya, Ho Goo ternyata masih khawatir bertanya apakah Do Hee dlm keadaran yg buruk dan sangat darurat. Suster mengatakan tak seperti itu, jadi ia menceritakan Do Hee yg merasakan efek setelah melahirkan seperti kram, jadi Do Hee akan merasa baikan kalau dipijat perutnya. Ho Goo menutup telpnya dgn bersedih, ia memakan kue ikannya perlahan. Anak-anak dibelakanganya terlihat masih gembira karena mendapatkan kue dari dirinya.
Keluarga Kang berkumpul di ruang TV, ibu Ho Goo mengajak suaminya untk main Go Stop, Ayah Ho Goo setuju, begitu jg Ho Kyung yg mengajak taruhan 100 won/poin. Ibunya menolak, ia mengajak untk turuhan 300 won, Ho Kyung setuju berlari ke kamarnya. Sementara Ho Goo malah berjalan dgn lesu, Ayah Ho Goo menegurnya Ho Goo tak mau ikut main bersama. Ho Goo merasa sangat lelah jadi lebih memilih untk istirahat dikamarnya saja. “Mainlah satu putaran dgn kami. Dua lawan dua, ok?” ucap Ibu Ho Goo merayu Ho Goo mengeleng dan berjalan pergi, Ho Kyung yg baru keluar dari kamarnya terjatuh dan tasnya tersangkut di ujung tangan dgn semua barang-barangnya yg jatuh. Ho Goo mengejek adiknya itu ceroboh sekali, lalu matanya melotot kaget melihat ada kondom yg berserakan di lantai, Ho Kyung menunjuk ada satu lagi kondom terinjak oleh kaki Ho Goo. “Hey, apa ini?” tanya Ho Goo menahan kesal. “Sebuah kondom. Apa kau pertama kali melihatnya?” ucap Ho Kyung heran “Kau pikir aku bertanya karena aku tak tahu? Kenapa ni ada dlm tasmu?” teriak Ho Goo “Itu kondom sisa dari percobaanku dan Itu akan jadi sampah kalau aku membuangnya.Itulah sebabnya aku simpan.” ungkap Ho Kyung “Kau... aku akan menyita ini.” ucap Ho Goo menyembunyikan dibalik punggungnya. “Menyita apanya? Itu barangku. Dan kemungkinan besar aku akan sering menggunakannya daripada kau.” ejek Ho Kyung
“Kang Ho Kyung. Kenapa kau membutuhkan ini? Seorang wanita harus menghargai tubuhnya sendiri. Pria akan berpikir kau murahan kalau mereka lihat kau membawa ini! Kau tak punya rasa takut!” teriak Ho Goo sambil berdiri “Oppa. Darimana kau... berhentilah mengomeliku!” teriak Ho Kyung mengambil kondom dari tangan kakaknya Ibu dan ayahnya hanya melonggo melihat dua anaknya yg sedang beragument di depan mereka. Ho Goo berteriak memanggil adiknya dan mengambil kondom kembali ke tangannya. “Apa? Murahan? Aku tak punya rasa takut? Orang yg tak punya ketakutan mengatakan hal itu, bukan aku. Kau harus bangga karena aku bertanggung jawab dan sudah ada persiapan.” tegas Ho Kyung “Apa? Kenapa aku harus bangga?” ucap Ho Goo mengejek “Dan tampaknya kau masih bodoh seperti biasa. Ini dibuat agar kau bisa menggunakannya. Saat pria sedang sangat egois dan tak peduli, aku bisa menggunakannya untk melindungi tubuhku! Sebuah penghalang! Perlindungan! Perisai!” teriak Ho Kyung Ayah dan ibunya mengangguk-angguk setuju dgn saling menatap. Ho Goo binggung ingin berbicara lagi, lalu memanggil ibu dan ayahnya bertanya apa yg dikatakan Ho Kyung tadi. “Bisa kalian percaya kalimat yg keluar dari mulutnya?” protes Ho Goo sedikit gugup. “Ya, kenapa kau membawa benda macam itu dlm tasmu?” tanya Ayah Ho Goo terbata-bata. “Tentu, aku harus membawanya. Apapun bisa terjadi selagi diberi kesempatan. Ayah, ingin aku jadi lemah dan bodoh?”ucap Ho Kyung “Tidak, tentu tidak. Kau harus selalu punya persiapan.” kata Ayahnya diiringi anggukan dari ibunya.
Ho Goo melonggo karena Ayah dan ibunya itu mendukung adiknya. Ho Kyung bertanya apa Ho Goo haruskan ia memendam kondom sampai ia mati. Ibunya langsung menjawab kalau itu tak ada gunanya karena itu bka seperti buang listrik ataupun air dan hidup itu terlalu singkat. Ho Goo heran dgn ibunya yg malah mendukung. “Jaga saja dirimu, ok? Jangan jadi bajingan egois nantinya. Ambilah satu.” ucap Ho Kyung memberikan satu pd kakaknya. “Ya, ambilah. Kau mungkin harus memakainya suatu saat nanti.” pesan ayahnya, Ho Goo pun mengambilnya dari tangan Ho Kyung “Kenapa? Kau tak suka yg itu? Mau tukar? Yang ni rasa stoberi.” goda ibunya memperlihatkan kondom ditangannya. “Sudah! Aku tak suka rasa stoberi.” teria Ho Goo lalu keluar dari rumah ayahnya. Ibu dan ayahnya saling mengoda, Ho Kyung mengumpat pd Ho Goo yg tahu kalau kakaknya itu sebenarnya sangat menginginkannya.
Do Hee berbaring dgn memiringkan badannya di ranjang, setelah itu menekan tombol untk meminta penghilang rasa sakit lagi. Suster pun mengerti akan membawakan untuknya. Do Hee melirik ada sesuatu dilantai kamarnya, dgn tangang kirinya ia mencoba meraih kue ikan yg diberikan Ho Goo bekas ia gigit masih ada disana. Ia menatap kue ikan itu ditangannya, lalu teringat saat Ho Goo datang membawakannya. “Bungeoppang! Kemarin kau bilang mau makan ini.” ucap Ho Goo dgn bangga membawa kue itu untk Do Hee. “Kita ni teman. Kau bilang kita ni teman. Maka sebagai temanmu, aku boleh berada bersamamu. Teman bisa membayarkan ongkos taksi. Dan membeli kaus kaki bukanlah masalah. Aku bisa berada di sampingmu. Temanku sudah mempunyai bayi.” ucap Ho Goo yg ingin menemani Do Hee saat melahirkan. Do Hee terus menatap kue ikan dgn rasa sedih karena Ho Goo yg menemaninya selama ada dirumah sakit. “Aku hanya akan berada di sampingmu. Bagaimana jika hal berbahaya terjadi? Kalau sendirian itu menakutkan.” ucap Ho Goo yg mengkhawatirkan dirinya. Kue ikan yg ada ditangan Do Hee terlihat basah karena mengalir tangisan dari Do Hee. Tirai kamarnya terbuka, Do Hee berteriak memanggil Ho Goo tapi matanya langsung kaget melihat yg datang dan kue ikan ditangannya jatuh.
Ho Goo berlari dari stasiun bawah tanah sambil membawa kue ikan lagi, ia sudah berdiri didepan rumah sakit lalu kembal masuk ke dalam. Suster yg menjaga menyapa Ho Goo yg datang lagi. “Apa yg sedang ia lakukan? Apa dia baikan? Apa dia sedang sangat kesakitan?” tanya Ho Goo “Saya baru saja memberikannya penghilang rasa sakit. Dia pasti akan baik-baik saja untk beberapa jam.” ucap suster Ho Goo mengucapkan terimakasih. Suster memberitahu Ho Goo untk menunggu sebentar sebelum masuk karena ada tamu yg datang. Ho Goo binggung bertanya siapa yg datang. Suster mengatakan ia tak tahu tapi menurutnya ia merasakan suasana yg tak baik jadi meminta Ho Goo untk menunggunya.
Ho Goo akhirnya menunggu di depan ruangan, tapi ia penasaran ingin tahu siapa yg datang menemui Do Hee. Beberapa kali ia memegang gagang pintu untk masuk, tapi ia ragu dan mencoba menunggu kembali. Hoo Goo tak bisa menahan rasa penasarannya lagi, masuk ke dlm ruang terdengar suara pria. “Apa kau sudah gila?” ucap si pria, Ho Goo berjalan mendekat lalu terdengar suara Do Hee “Kalau tidak, apa yg seharusnya kulakukan?” tanya Do Hee “Kalau kau masih waras...” teriak si pria, Ho Goo diam melangkah kakinya Terlihat dari tirai, Kang Chul yg menemui Do Hee, ia tersadar kalau suaranya tak boleh terdengar oleh orang lain. “Kalau kau masih waras, kau harusnya mendengarkan aku.” bisik Kang Chul, Ho Goo kembali mendekat tirai di ruangan Do Hee. “Jadi, kau mau bilang... Kalau aku harusnya mengugurkan bayinya?” ucap Do Hee Kang Chul membenarkan kalau Do Hee itu harus menguguran bayinya. Do Hee menegaskan kalau itu adalah bayinya dan tak ada alasan lagi Kang Chul mengatakan apa-apa lagi. Kang Chul setuju, karena memang itu bukan tanggung jawabnya. Do Hee jg setuju, kalau Kang Chul tak perlu bertanggung jawab. “Kau datang padaku malam itu.” bisik Kang Chul yg merasa dirinya itu tak bersalah. “Hari itu, aku meminta... Aku memintamu menggunakan kondom, tapi kau menolak” teriak Do Hee yg merasa itu sepenuhnya bukan salahnya. “Jadi... kau mau bilang semua ni salahku? Aku tak menggunakan kondom, tak pernah memilikinya, dan tak akan pernah.” tegas Kang Chul, Ho Goo menguping dgn wajah kagetnya tanpa tahu itu Kang Chul. “Benar....Karena kau tak pernah melakukan hal-hal yg membuatmu rumit.” ucap Do Hee Kang Chul menegaskan dirinya sudah melakukan yg terbaik dgn yg ia bisa. Do Hee menyuruh Kang Chul pergi karena tak ada kaitannya lagi dengannya. Ho Goo menutup mulutnya dgn jarinya karena baru tahu bukan Do Hee yg menginginkannya tapi suaminya yg menginginkan Do Hee untk mengugurkan kandungan . “Benar. Secara alami, tak ada yg bisa kulakukan.” ucap Kang Chul yg langsung membuka tirai untk keluar. Ho Goo bersembunyi di balik tirai lainnya, Do Hee tertunduk sedih karena Kang Chul yg sombong tak mau bertanggung jawab setelah ia tak mengunakan kondom.
“Ayahku berkata, seorang pria tak seharusnya berbuat sembrono.” gumam Ho Goo dgn membuka tirai persembunyiannya dgn wajah sinis.
Ia berjalan mengikuti pria yg mengunjungi Do Hee tanpa ia tahu siapa orangnya.
“Jangan bekerja dgn tenang. Pikirkan saja tentang faktanya! Hanya faktanya.” gumam Ho Goo dlm pikirannya. Hoo Goo melihat punggung dari Kang Chul mengingat ucapan Do Hee yg mengatakan kalau bayinya itu seharusnya tak pernah lahir dan Kang Chul mengatakan kalau seharusnya Do Hee mengugurkan bayinya. Do Hee mengatakan kalau semua ni hanya sebuah kesalahan dan Kang Chul mengatakan kalau itu bukan tanggung jawabnya. Kang Chul sedikit melirik seperti merasakan ada yg mengikutinya dari belakang. Ho Goo terus mengikutinya penasaran ingin tahu siapa pria itu dgn wajah menahan amarahnya.
“Saat aku gabungkan semua situasi ni bersamaan... Bocah itu... bajingan itu... Adalah ayahnya.” gumam Ho Goo yg sudah berdiri didepan lift dgn wajah tertutup setengah oleh slayernya, memindahkan tas ke depan. “Jika benar, maka bayinya... maka bayinya... “Kau datang padaku malam itu”.Malam itu!” teriak Ho Goo dlm hati. Ia membayangkan Do Hee seperti seorang jubah merah yg datang menemui nenek di hutan, lalu melihat topi yg jatuh dan dipakaikan apa kepala nenek yg sedang ada dikursi goyang. Suara percapakan Do Hee dan Kang Chul di dlm ruangan terdengar kembali “Hari itu, aku memintamu...Aku memintamu menggunakan kondom...Tapi kau menolaknya.” teriak Do Hee. Si nenek melempar topinya, Do Hee mainkan jarinya sambil memberitahu kalau itu tak boleh dilakukan oleh nenek tak memakai topinya sebagai pelindung. “Aku tak menggunakan kondom. Tidak punya dan tak akan pernah.” tegas Kang Chul. Sang nenek membuang topinya lalu memperlihatkan dirinya adalah serigala. “Karena kau tak pernah melakukan hal-hal yg membuatmu rumit.” ucap Do Hee “Aku melakukan yg terbaik sebisaku.” balas Kang Chul.
Si serigala, Kang Chul mencoba untk memakan Do Hee tanpa mengunakan topinya. Do Hee mencoba menolak tapi si serigala Kang Chul mendekatkan Do Hee pd dadanya.
“Tidak, tidak, tak Kang Ho Goo. Ini cuma imajinasimu.” gumam Ho Goo yg menyadari dirinya hanya mengkhayal. Ponsel Kang Chul berbunyi, sambil masuk ke dlm lift ia menerima telpnya. Sementara Ho Goo berusaha untk tenang masuk kedalam lift, matanya belum tersadar kalau disebelahnya itu Kang Chul.
“Jangan ceroboh. Kau harus tenang dan susun rapi. Pertama, ketahui dulu identitas pria ni diam-diam. Setelah itu, diam-diam...” gumam Ho Goo terdengar pembicaraan Kang Chul di telp yg membuat Ho Goo seperti tersambar geledek. “Kenapa aku harus pakai kondom? Itu mengganggu dan menyebalkan. Aku benci kondom. Kubilang aku tak pakai kondom!” teriak Kang Chul di telp. Ho Goo tak bisa menahan lagi rasa amarahnya, ia langsung mencengkram baju Kang Chul sambil menumpat kalau pria itu memang bajingan. Ponsel Kang Chul terjatuh, ia panik dan binggung bertanya siapa orang yg berani mencengkram bajunya.
“Kenapa kau tak pakai kondom? Kenapa?” teriak Ho Goo dgn mata melotot. “Apa yg kau bicarakan?” balas Kang Chul dgn berteriak, mendorong Ho Goo “Pakailah kondom sialan itu, kau sampah!” teriak Ho Goo dgn memberikan pukulan pd pipi Kang Chul, saat itu jg terlihat darah yg muncrat dari hidung Kang Chul dan Kang Chul menjerit kesakitan.
“Namaku Ho Goo. Kang Ho Goo.”Bersambung ke Episode 6 Komentar
Jujur aja awalnya ni cerita emang binggung karena pake alur maju-mundur, tapi makin kesini jadi seneng banget sama ni drama karena pesan yg disampaikan tiap episode dapet banget. Mungkin ada beberapa orang yg merasa ga penting dgn kondom, tapi ternyata bagi wanita itu jg sebaga pelindung. Yang lebih penting lagi, jauhi sex bebas.
Satu lagi pesan dari ayah Ho Goo, kalau ia sangat menghargai seorang wanita karena para wanita itu yg bisa melahirkan. Ckckckck..... Keluarga Kang walaupun Konyol tapi dari segi perasaan dapet banget rasa simpatinya, bahkan walaupun ngomong dgn mulut tertutup tapi nyambung satu sama lain. hihihihi.
source : http://koreandramasuperaddicted.blogspot.com, http://twitter.com, http://log.viva.co.id
0 Response to "Sinopsis a Pushover Love Episode 5 Part 2 #51886"
Posting Komentar