This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Kisah Orang-Orang yang Hidup Sebatang Kara di Tempat Ekstrem - Dunia

kaemfret.blogspot.com - Pada hakikatnya manusia adlh makhluk sosial yg artinya tiap manusia tak bisa hidup sendiri karenanya membutuhkan bantuan manusia lainnya untk menjalani kehidupan manusia. Meski begitu tak sedikit jg orang yg memilih hidup menyendiri di tempat yg sangat jauh dari keramaian manusia. Dengan segala keterbatasan mereka belajar bagaimana bertahan hidup dari tempat yg sekarang mereka tinggali.
Seperti yg dilakukan oleh orang-orang dibawah ini, jauh dari keraimaian mereka tinggal sendiri dgn segala keterbatasan. Mereka tinggal di tempat yg tak biasa dimana untk mendapatkan kebutuhan sehari-hari sangatlah susah. Tapi dgn segala keyakinan ternyata mereka bisa menjalani kehidupan sendiri di tempat yg sangat jauh dari kehidupan manusia. Hebatnya lagi mereka merasa bahagia dgn kehidupan sendiri yg dijalaninya.
Berikut adlh lima kisah orang-orang hebat di dunia yg memilih hidup sendiri dan mengadu nasib di tempat yg sangat ekstrim tanpa bantuan orang lain. Mulai dari hidup pulahan tahun di hutan rimba hingga hidup sendiri di tempat yg sangat dingin yg secara logika dpt membahayakan hidup mereka. Berikut adlh kisah lima orang yg hidup sendiri di tempat yg sangat ekstrem :
Ra Pauletta - Seniman Meksiko yg gali gua dan tinggal selama 25 tahun di dalamnya
Kisah Orang-Orang yang Hidup Sebatang Kara di Tempat Ekstrem
Di gurun di sebelah utara New Mexico Ra Pauletta menghabiskan 25 tahun dari hidupnya tinggal di dlm sebuah gua yg dibuatnya sendiri. Satu-satunya teman dia adlh seekor anjing. Hebatnya gua hasil bikinan Pauletta itu seperti sebuah karya seni pahat yg indah, megah.
Ketika ditanya apakah dia terobsesi dgn pekerjaan menggali gua?
Pauletta hanya menjawab, "Apakah anak-anak terobsesi dgn bermain?" Dengan kata lain, seorang Pauletta seolah ingin menyampaikan apa yg dilakukannya sudah menjadi semacam urat nadi / deru napasnya sebagai seniman.
Tak hanya menggali gua dari bukit kapur, bagian dlm gua pun ia hiasi dgn ukiran dan pahatan cantik. Yang menjadikannya luar biasa adlh fakta bahwa Paulette membangun keseluruhan gua katedral tersebut seorang diri. Paulette hanya menggunakan alat-alat pertukangan biasa untk membangun keseluruhan gua katedral itu. Paulette membutuhkan waktu 25 tahun untk menyelesaikan proyek pembuatan gua katedral tersebut.
Yang menakjubkan dari semua itu adlh Ra Paulette merupakan seorang seniman otodidak. Ia tak memiliki dasar ilmu arsitektur dan tak pernah belajar memahat secara profesional. Paulette hanya berbekal hasrat dan semangatnya untk membuat gua katedral tersebut. Sementara keterampilannya dlm membangun dan menciptakan ukiran diasah sembari mengerjakan proyek gua katedral.
Proyek pembuatan gua katedral ni dulunya tak diketahui banyak orang. Penduduk di sekitar New Mexico sendiri tak banyak yg tahu. Baru ketika seorang sineas film mendengar tentang proyek Paulette dan mengabadikannya dlm sebuah film dokumenter berjudul Cavedigger, gua katedral itu langsung menarik perhatian dunia. Selain mengantar Paulette dan gua katedral buatannya menuju popularitas, sineas itu pun diganjar dgn nominasi Academy Award untk kategori film dokumenter.
Masafumi Nagasaki - Kakek 76 tahun hidup sendiri di pulau selama 20 tahun
Kisah Orang-Orang yang Hidup Sebatang Kara di Tempat Ekstrem
Masafumi Nagasaki, 76 tahun, tinggal di pulau terpencil Sotobanari selama 20 tahun. Selama di pulau itu dia sehari-hari tak memakai baju sehelai pun alias telanjang bulat. Di pulau terpencil itu tak ada air mineral dan banyak hewan serangga serta rawan diterjang badai dahysat.
Tingginya ombak di sekitar pulau itu jg membuat ikan hampir tak mungkin dipancing.
"Sebelumnya saya tak menganggap penting mau mati di mana. Tapi di sini, dikelilingi oleh alam, tak ada tempat lain yg seperti ni kan?" kata dia ketika diwawancara kantor berita Reuters dan dilansir situs Huffington Post, April 2012 silam.
Yu Fazhong - Pria China bertahan tinggal di Desa Kutub
Kisah Orang-Orang yang Hidup Sebatang Kara di Tempat Ekstrem
Yu Fazhong tinggal di tempat terdingin di China. Hidup sebatang kara, Yu tiap hari menenggak alkohol untk terus menghangatkan dirinya. Pria ni tinggal di sebelah utara Provinsi Heilongjiang selama sekitar 10 tahun terakhir. Tempat tinggal Yu disebut dgn "Desa Kutub".
Dilansir dari Shanghaiist, tempat tinggal pria ni diketahui sejak seorang pengunjung mengabadikan rumahnya dan mengunggah ke jejaring sosial Weibo. Dalam unggahan tersebut, banyak netizen yg berkomentar. Mereka membayangkan bagaimana harus tinggal di tempat Yu yg sepi, kurangnya ruang penghangat, dan suhunya sangat rendah.
"Aku terus tinggal di sini dgn kondisi seadanya selama hampir 10 tahun, " ujar Yu.
Dia mengatakan, jika terlalu dingin, dia menyalakan api untk menghangatkan dirinya.
"Setiap hari saya terus meminum alkohol, bukan untk mabuk, tapi untk menjaga suhu tubuh saya tetap hangat, " lanjut Yu.
Yu jg mengatakan, tiap hari dia memancing ikan untk dimakan. Tempat tinggal Yu berada tiga kilometer jauhnya dari desa terakhir di daerah Heilongjiang. Di desa itu, sekitar 243 rumah permanen didirikan untk melindungi 1.000 penduduknya.
Michael Peter Fomenko - Lelaki Australia 60 tahun tinggal di hutan rimba
Kisah Orang-Orang yang Hidup Sebatang Kara di Tempat Ekstrem
Michael Peter Fomenko, 84 tahun, hidup di hutan liar di sebelah utara Queensland, Australia, selama 60 tahun. Dia selama ni bertahan hidup di hutan dgn makan buaya dan babi hutan. Dia menangkap dan membunuh hewan liar itu dgn tangan kosong.
Koran the Daily Mail melaporkan, Fomenko diyakini adlh putra dari Putri Rusia Elizabeth Machabelli. Dia terbang ke Sydney pd usia 24 tahun dan mengucilkan diri dari kehidupan dunia luar di dlm hutan di antara Cape York dan Ingham. Dia menjalani hidup semacam itu karena terinspirasi karya sastrawan Yunani Homer, The Odyssey.
Pada 1959, Fomenko dilaporkan diselamatkan oleh suku pedalaman dari kondisi kelaparan di dlm hutan. Menurut koran the Sydney Morning Herald, pd 1964 polisi sempat menahannya karena tingkahnya membahayakan. Dia kemudian dianggap gila.
Dia kemudian pernah beberapa kali dikarantina dan diberi terapi kejutan listrik. Tapi kemudian dia dilepaskan dan kembali ke hutan. Fomenko hidup dgn suku asli Aborigin hingga 2012 lalu dirawat oleh lembaga jompo.
Ayahnya adlh Daniel Fomenko asal Georgia yg dulunya bagian dari Uni Sovyet. Keluarga Fomenko kabur ke Jepang pd 1930-an. Tapi ketika Jepang menjajah China hingga memicu Perang Pasifik pd 1937, keluarga Fomenko kembali kabur ke Sydney.
Merasa terasing dgn bahasa dan statusnya sebagai pengungsi, Fomenko perlahan mengucilkan diri ke hutan, menjauhi dunia modern. Pada akhir 2012 dia kembali menjadi sorotan setelah warga sekitar melaporkan dia hilang.
Pekan lalu dia akhirnya ditemukan dlm kondisi sehat di sebuah rumah jompo. Dia rupanya sudah tinggal di sana sejak 2012.
"Dia cukup senang berada di sini, " kata seorang perawat di rumah jompo kepada the Courier Mail.
"Dia tak mau berbicara dgn siapa pun. Dia penyendiri. Tapi dia bahagia dan nyaman di sini."
Xu Wenyi - Lelaki ni gali gunung dan tinggal di gua lebih dari 10 tahun
Kisah Orang-Orang yang Hidup Sebatang Kara di Tempat Ekstrem
Manusia bisa mendaki gunung tertinggi / menyeberangi lautan yg ganas untk mencapai apa yg mereka inginkan. Sama seperti kisah Xu Wenyi, seorang petani asal China, yg nekat menggali gunung untk tempat tinggal setelah bercerai dgn istrinya.
Setelah bercerai, Xu Wenyi mencari tempat yg bisa digunakannya untk menyendiri. Jadilah, selama enam tahun pria ni menggali sebuah lubang untk dijadikan gua tempat tinggalnya pd sebuah gunung di wilayahnya. Ini tentunya merupakan kerja keras, tapi Xu Wenyi terbukti bisa melakukannya hingga rumah guanya siap dan bisa ditinggali.
Xu yg saat ni sudah berusia 57 tahun, saat ni telah tinggal dlm gua itu selama lebih dari 10 tahun. Gua tersebut terletak di gunung pd Xiangtan County, Provinsi Hunan. Dengan kedalaman sekitar 30 meter dan lebar tiga meter, gua tempat tinggalnya sebenarnya cukup luas untk ditinggali.
Bahkan gua tempat tinggalnya itu terlihat lebih mirip apartemen yg lengkap dgn dinding beton dan pintu depan. Interior di dalamnya jg cukup rapi. Gua tersebut memiliki ruang tamu seluas 25 meter persegi dan dapur tungku. Tak hanya itu di dlm guanya jg terdapat kandang ayam dan sebuah taman pinus di depan guanya.
Xu mengakui bahwa rumah guanya itu merupakan tempat paling nyaman untk menyendiri. Rumah guanya memberikan kedamaian yg diperlukannya serta udara segar yg tak dimilikinya ketika tinggal di rumah yg lama, seperti dilansir oleh Odditycentral. Dari foto-fotonya, tampaknya Xu memang terlihat bahagia tinggal di apartemen dlm guanya.
Nah, itulah sekiranya lima kisah hebat mereka yg bisa bertahan hidup sendiri di tempat yg sangat jauh dan terpencil dgn segala keterbatasan dan tak ada bantuan sama sekali mereka bisa bertahan hidup selama puluhan tahun lamanya.

other source : http://news.detik.com, http://solopos.com, http://anakregular.com

0 Response to "Kisah Orang-Orang yang Hidup Sebatang Kara di Tempat Ekstrem - Dunia"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *